Mohon tunggu...
Miftahul Arifin
Miftahul Arifin Mohon Tunggu... lainnya -

Bekerja Untuk Keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Burung dalam Sangkar-Sarung

28 April 2015   10:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suit suit suit

Cit cit cit cricit cit critit

Bagaimana suara burungmu?

Di teras rumah pak lurah bermain burung

burung-burung di sangkar gantung

Sambil bersiul,

tangan kanan mengajak canda burung

tangan kirinya mengangkat sarung

sampai di atas paha

"burungnya pak!" teriak bu lurah

"bagus bu, sudah pandai berbunyi"

Pak lurah terus bersiul

bersama burung-burungnya

Bu lurah cemberut

Burung lebih ia cintai ketimbang istri akan selalu setia menemani

Pak lurah punya banyak burung

Burung yang sama dalam sangkar banyak rupa

Beginilah ia mencintai burung:

Banyak sangkar untuk satu burung

Katanya, burung seperti manusia: banyak selera,

senang dipelihara,

dan senang di manja

Pak lurah kretif

Burung peliharaannya diberi nama: Kuntala Haji Dharma

Begitu pula sangkar burung

Ada yang bernama Santi

Ada yang bernama Sindi

Ada yang bernama Wati

Ada yang bernama Susi

Dan banyak lagi.

dari produk tetangga sendiri sampai sangkar buatan luar negri

Edian!

Pak lurah jadi panutan

Karena binatang,

kerap kali mendapat penghargaan

ditiru banyak orang:

Pak bupati,

Pak camat,

Para lurah,

orang desa dan kota

Orang miskin dan kaya

serta sederet orang berjas di pemerintahan

Sampai kitab suci negara,

burung-burung ikut angkat bicara

bunyinyasyahdu meski tak terdengar merdu

Suit suit suit

Cit cit cit cricit cit critit

Bu lurah masih cemberut

Pak lurah terus bersiul

burungnya makin pandai-makin pintar- makin liar dalam sangkar

dan sarung tenun

Bagaimana suara burungmu?

Semarang, April, 2015

Sajak Oleh Miftahul Arifin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun