Mohon tunggu...
M IsmalSyaBandi
M IsmalSyaBandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki ketertarikan dalam bidang pemerintahan dan administrasi negara. Memiliki hobi traveling dan berorganisasi. Saya adalah orang yang berdedikasi tinggi dan selalu ingin belajar hal baru dan memiliki semangat yang kuat dalam menyelesaikan pekerjaan. Saya percaya bahwa kerja keras dan ketekunan adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Saya percaya proses sangat berpengaruh dalam pencapaian

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Policy Brief, Mengatasi Ketergantungan Komoditas Tunggal : Strategi Pengembangan Sektor Pertanian, Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Di Provinsi Lampung

18 Desember 2024   01:09 Diperbarui: 18 Desember 2024   01:15 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hal ini membuat petani rentan terhadap perubahan harga global dan kondisi lingkungan.

Walaupun Lampung merupakan lumbung pangan nasional, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lampung merupakan IPM terendah di Sumatera. Angka IPM Lampung Tahun 2017 mencapai 68,25%. IPM merupakan gabungan dari komponen Perekonomian, Pendidikan, dan Kesehatan.

Deskripsi masalah

Ketergantungan pada komoditas tunggal, seperti kopi, karet dan kelapa sawit, merupakan permasalahan di sektor pertanian Provinsi Lampung. Ketergantungan ini menyebabkan kerentanan terhadap fluktuasi harga global dan risiko kehilangan pasar. Dampak ekonomi dari ketergantungan ini sangat signifikan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, pada tahun 2022, sektor pertanian hanya menyumbang 15,6% dari PDRB Provinsi Lampung, turun dari 18,3% pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian lokal. Kerentanan harga komoditas tunggal sangat tinggi. Pada tahun 2020, harga kopi di Provinsi Lampung turun sebesar 20% akibat oversupply global. Hal ini berdampak langsung pada pendapatan petani. Keterbatasan diversifikasi komoditas pertanian merupakan faktor utama ketergantungan ini. Data Kementerian Pertanian Republik Indonesia menunjukkan bahwa hanya 20% petani di Provinsi Lampung yang membudidayakan komoditas lain selain kopi, karet dan kelapa sawit.

Risiko kehilangan pasar sangat tinggi akibat ketergantungan pada komoditas tunggal. Pada tahun 2019, ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat menurun sebesar 15% akibat perubahan kebijakan perdagangan. Dampak sosial dari ketergantungan ini juga sangat signifikan. Menurut data BPS Provinsi Lampung, pada tahun 2022, sebanyak 23,4% petani di Provinsi Lampung hidup di bawah garis kemiskinan. Keterbatasan akses ke pasar merupakan faktor lain yang memperburuk ketergantungan ini. Data Kementerian Pertanian Republik Indonesia menunjukkan bahwa hanya 30% petani di Provinsi Lampung yang memiliki akses langsung ke pasar. Keterbatasan teknologi pertanian juga memperburuk ketergantungan ini. Menurut data BPS Provinsi Lampung, pada tahun 2022, hanya 10% petani di Provinsi Lampung yang menggunakan teknologi pertanian modern. Pemerintah Provinsi Lampung perlu memainkan peran penting dalam mengatasi ketergantungan ini. Kebijakan yang tepat dapat membantu meningkatkan diversifikasi komoditas pertanian dan mengembangkan industri pengolahan.

Strategi pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan perlu dilakukan. Diversifikasi komoditas pertanian, pengembangan teknologi pertanian dan peningkatan akses ke pasar merupakan langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan. Peluang pengembangan sektor pertanian di Provinsi Lampung sangat besar. Dengan luas lahan pertanian sebesar 1.433.610 ha, Provinsi Lampung memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pertanian. Tantangan yang dihadapi dalam mengatasi ketergantungan ini sangat besar. Keterbatasan sumber daya, infrastruktur dan teknologi pertanian merupakan tantangan utama

Rekomendasi kebijakan

Untuk meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi ketergantungan, diversifikasi komoditas pertanian sangat penting. Beberapa alternatif komoditas yang dapat dikembangkan adalah tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman pangan dan tanaman obat-obatan. Dengan demikian, petani dapat memiliki sumber pendapatan yang lebih beragam. Pengembangan teknologi pertanian juga crucial untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk. Implementasi sistem irigasi modern, penggunaan benih unggul, pemupukan dan pengendalian hama terpadu serta teknologi pengolahan pasca-panen dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. Selain itu, pelatihan dan pendidikan petani sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan. Topik pelatihan seperti manajemen usaha tani, teknologi pertanian modern, pengelolaan keuangan dan pemasaran produk dapat membantu petani meningkatkan pendapatan. Pembangunan infrastruktur pertanian seperti jalan usaha tani, pasar pertanian, gudang penyimpanan dan sistem irigasi juga sangat dibutuhkan. Infrastruktur ini akan meningkatkan akses ke pasar dan pembiayaan bagi petani. Kerja sama dengan pihak swasta dan lembaga penelitian dapat meningkatkan pengembangan sektor pertanian. Kerja sama ini dapat meliputi penelitian dan pengembangan teknologi, pengembangan komoditas unggulan, pemasaran produk dan pelatihan petani.

Dalam   mengentaskan   kemiskinan,   strategi,   dan   kebijakan   yang   perlu   diprioritaskan   adalah revolusi pertanian. Hal pertama yang harus dilakukan adalah peningkatan produktivitas secara revolusioner.  Berikutnya adalah revitalisasi  dan  reformasi  lahan pertanian.  Saat  ini  petani  di  Lampung memiliki  lahan  dan  melakukan  cocok tanam  namun hasilnya  sedikit  dan masih  banyak  digunakan  untuk kebutuhan  sendiri  (subsisten).  Selain itu, lahan yang ada sempit sehingga produktivitas para petani juga kecil. Oleh karenanya, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan  hasil  panen  petani  yang awalnya  hanya  1  ton  menjadi  4  ton agar tidak  dialih  fungsikan.

Upaya  ketiga  dalam  menjalankan revolusi  pertanian  adalah memperbanyak akses  teknologi  dan  modal  untuk petani. Semakin  canggih  alat,  semakin  banyak informasi,  dan  semakin  meningkatnya modal  petani  tentu  akan mempengaruhi  efektifitas    kerja    petani    dan meningkatkan    produktivitas    mereka.  Tidak    hanya    itu,    memaksimalkan   pemberdayaan   tenaga   penyuluh   pertanian   juga   menjadi   hal   yang   penting   untuk   bisa   memberikan wawasan  kepada  petani  secara  langsung mengenai  proses  pertanian  yang  baru, sehingga  proses tersebut bisa  menjadi lebih  efektif  dan  efisien.  Kemudian pentingnya  komitmen  dari  Pemerintah dalam pelaksanakan  riset  untuk  inovasi pertanian.  Tidak  hanya  mengandalkan Badan  Penelitian  dan Pengembangan Daerah  (Balitbangda)  tetapi  juga  bisa melalui  kerjasama  dengan  perguruan tinggi  daerah.

Dan  yang  terakhir  adalah  pemerintah juga  harus  memiliki  komitmen  dalam menentukan  proporsi  anggaran  yang sesuai  untuk pertanian. Jika mayoritas masyarakat adalah petani, maka proporsi anggaran dalam APBD harus sesuai. Penduduk asli Lampung terkenal dengan kegiatan berladang. Mereka berladang tebang bakar dan berpindah-pindah. Hasil berladang  tersebut  digunakan  untuk kebutuhan  keluarga  saja.  Penduduk  asli Lampung  di  daerah  Way Kanan juga melakukan hal yang sama sejak dulu. Hingga sekarang kampung- kampung tua disana banyak yang  sudah  ditinggalkan warganya,  bahkan  bisa  dikatakan sepanjang  sungai  sudah  tidak berpenduduk  lagi.  Untuk  itu, perlu dilakukan  revolusi  pertanian  agar  lahan kembali  hidup  dan  masyarakat  asli memiliki  sumber  penghasilan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun