Mohon tunggu...
Moch. Dava Septa Putra A.
Moch. Dava Septa Putra A. Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Manusia yang hobi menulis tentang sosial-politik, sejarah dan arsitektur. Semoga bermanfaat :)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Noble Lie: Sebuah Kebohongan Politik yang Mulia

25 April 2023   18:40 Diperbarui: 25 April 2023   18:36 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: https://thumbs.dreamstime.com/

Dalam buku Republik, Plato memperkenalkan istilah atau mungkin lebih tepatnya praktik dari Noble Lie. Tujuan dari kebohongan ini adalah untuk menjaga keharmonisan sosial dan memuluskan agenda tertentu. Tentunya trik ini sangat mujur bagi para politisi.
Selain untuk menjaga harmoni sosial, Noble Lie juga mampu menumbuhkan rasa nasionalisme, patriotisme, dan keberanian. Seperti yang dikutip langsung dari buku Republik bagian buku III, Plato atau lebih tepatnya tokoh dalam dialog mengatakan bahwa seluruh dongeng yang diceritakan harus ada di dalam kendali mereka dan meminta para penyair untuk tidak asal mengumpat yang akan mengakibatkan menciutnya nyali para calon prajurit.


Di penghujung buku II Plato juga menulis "kebohongan yang terdapat di dalam setiap perkataan dalam hal tertentu bermanfaat dan tidak menimbulkan rasa benci... saat dalam keadaan gila atau dalam ilusi akan menyakiti kita, maka kebohongan itu akan menjadi bermanfaat atau menjadi sejenis obat atau pencegahan... kita membuat kebohongan sedapat mungkin menyerupai kebenaran, sehingga hal itu menguntungkan." Selain itu, Plato juga menegaskan kepada para penyair agar para penyair tidak marah apabila menghilangkan cerita dan naskah yang tidak pantas masuk ke dalam telinga anak remaja dan lelaki dewasa yang bermaksud ingin bebas, dan agar mereka lebih takut pada perbudakan daripada kematian. Tidak sampai disitu, Plato juga memohon kepada para penyair untuk tidak memperkenalkan para dewa yang meratap. Jika tidak, para anak muda akan menertawakan cerita para dewa, dan terpengaruh untuk selalu merengek dan meratap pada setiap kesempatan di hidupnya.

Di dalam buku III dijelaskan bahwa para penguasa negara memiliki hak dan diperbolehkan untuk melakukan kebohongan terhadap rakyat, oposisi, dan musuh. Tentu saja dengan alasan bahwa kebohongan dilakukan demi kebaikan hidup orang banyak.

Menurut kalian apakah Noble Lie ini adalah hal yang layak di praktikan atau bisa menjadi pisau bermata 2? Kemukakan pendapat kalian di kolom komentar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun