Mohon tunggu...
M Zulfikrullah
M Zulfikrullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo perkenalkan nama saya M.Zulfikikrullah bisa dipanggil rullah alamat saya di Bima,Nusa tenggara barat menulis artikel tentang sosial dan budaya di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya "Rimpu": Pakaian Khas Muslimah Suku Mbojo, Bima, Nusa Tenggara Barat

25 Desember 2022   12:10 Diperbarui: 25 Desember 2022   12:16 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa yang anda ketahui tentang bima?

Ya memang di bima banyak sekali tempat wisata seru nan indah seperti pantai pink, Pulau kelapa, pantai lakey, pantai kalaki dan lain sebagainya yang masih banyak lagi jika anda berminat eksplor tentang kota bima. Tidak sampai disitu, kota bima Selain dari banyaknya tempat wisata di bima juga terkenal akan budaya dan tradisi juga lho, salah satunya itu adalah Rimpu.

Jadi Rimpu ini adalah cara berpakaian atau cara berbusana bagi para perempuan di bima. Lebih jelasnya rimpu adalah rangkaian pakaian atau cara berbusana menggunakan 2 lembar sarung, kalau dalam bahasa bima disebut (Dua Ndo'o). Rimpu Ini Digunakan para perempuan pada zaman dulu untuk menutup auratnya menggunakan kedua sarung tersebut dimulai dari tubuh bagian atas sampai tubuh bagian bawah.

Sarung yang dipakai juga adalah sarung khas bima-dompu yang dikenal dengan tembe nggoli (Sarung songket). Rimpu telah ada dan berkembang di masyarakat kota bima sejak menerima islam yang dibawa oleh orang-orang Sulawesi melalui hubungan antara kerajaan Bima dengan Goa.

Rimpu ini juga terbagi menjadi dua yaitu yang pertama adalah  Rimpu mpida untuk seorang perempuan atau gadis yang  belum menikah, Rimpu jenis ini hanya kelihatan bagian mata dan telapak tangan saja. Dan yang kedua yaitu rimpu colo untuk seorang wanita yang sudah menikah, Rimpu jenis ini boleh memperlihatkan wajah.

Namun Seiring dengan perkembangan zaman, busana Rimpu hampir punah karena masyarakat zaman sekarang sudah jarang menggunakan Rimpu untuk menutup aurat. Dikarenakan banyak busana penutup aurat yang lebih modern bermunculan seperti jilbab atau kerudung. Meskipun Begitu pemerintah selalu berupaya menghidupkan kembali melalui lomba atau event seperti Pawai Budaya dalam rangka HUT Kota Bima. Tujuannya agar budaya Rimpu tetap lestari dan generasi muda sekarang tetap mengenal dan mempertahankan hingga generasi-generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun