Mohon tunggu...
Muhammad Mughny Assyidiqi
Muhammad Mughny Assyidiqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Hai, perkenalkan saya Mughny. Saya suka menulis, kebetulan karena tempatnya menarik jadi pengin nuangin di sini :D

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penyelarasan Mental dan Jiwa Melalui Praktik Meditasi

24 Desember 2024   21:30 Diperbarui: 25 Desember 2024   21:39 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia modern saat ini, ketenangan batin menjadi barang yang mahal untuk didapat.

Banyak perhatian lebih terfokus pada materialistik dan panggung validasi, sementara kesehatan mental terabaikan begitu saja.

Meditasi sebagai praktik spiritualitas ternyata membantu menyeimbangkan gelombang elektromagnetik otak dan merelaksasi pikiran.

Penelitian menunjukkan manfaat meditasi dapat memperbaiki kesehatan mental secara keseluruhan, tidak hanya memberi efek rileks saja (Smith & Jones, 2020).

Artikel ini akan mengupas bagaimana meditasi mempunyai manfaat yang nyata dalam dunia kesehatan mental.

Meditasi tidak hanya sekadar teknik relaksasi, bisa juga diterapkan sebagai alat yang kuat untuk memperbaiki kesehatan mental.

Studi menunjukkan bahwa meditasi dapat mengurangi tingkat stres, kecemasan, dan depresi, serta meningkatkan kebahagiaan dan kualitas hidup (Williams et al., 2019).

Dengan upaya yang konsisten, meditasi dapat membuat individu menjadi pribadi yang lebih tenang dan penuh kesadaran dalam menghadapi tekanan hidup.

Menurut penelitian oleh Kabat-Zinn (2017), meditasi berbasis mindfulness telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala gangguan kecemasan dan depresi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa meditasi berperan mengubah cara otak merespons stres sehingga seseorang lebih mampu mengontrol emosi dan pikiran negatif yang mengganggu.

Misalnya, Yova sebagai penyintas Bortherlined Personality Disorder (BPD) yang selalu dihadapkan dengan gejolak mood yang sangat tidak stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun