Di antara riuhnya pikiranku yang berbisik, Â
kuselami lautan logika yang tak bertepi, Â
mencari makna dalam serpihan ingatan, Â
dan bertanya, siapakah aku dalam sunyi?
Ketika kubincangkan rahasia dengan hatiku, Â
bertemu dengan intuisi yang jujur tak terbendung, Â
di sanalah dorongan murni berbisik lembut, Â
seolah berkata, "Aku hanyalah jalan menuju-Nya."
Kemudian, kulihat emosiku membentuk warna, Â
gelombang perasaan mengalir tanpa henti, Â
kadang tenang, kadang bergolak bagai badai, Â
menggiring tanya, apa makna dari diri ini?
Namun, di balik semua yang bergejolak dan bergerak, Â
aku menyadari ada yang tetap, yang diam dalam damai, Â
aku bukan hanya pikiran, bukan sekadar rasa, Â
aku adalah saksi, jiwa yang melihat segalanya.
Menyaksikan, bukan terikat; merasakan, tanpa larut, Â
aku adalah kesadaran yang dalam, yang menyatu dengan-Nya, Â
ruh suci yang ditiupkan dalam kehidupan fana, Â
abadi dan sunyi, namun tak pernah jauh dari cinta-Nya.
Ya Rabb, Engkaulah tujuan dari perjalanan ini, Â
dalam pencarian diri, kutemukan kehadiran-Mu, Â
karena dalam fitrah yang Engkau tiupkan di hati, Â
terhampar ketenangan abadi, kedamaian sejati.
Di sini, dalam bisikan-bisikan yang mengalir di batin, Â
kutemukan jawab, "Aku hanyalah hamba-Mu," Â
dan segala yang kucari, segala yang kuselami, Â
hanyalah langkah menuju Engkau, yang Maha Hakiki.
Di balik tirai pikiran yang gemuruh, Â
kudengar suara lembut yang tak terjamah waktu, Â
suara sunyi yang berbicara pelan, Â
mengajak hati ini bertanya, Â
"Siapakah engkau dalam semesta yang luas?"
Di dalam ruang batin yang teduh, Â
kusemakin menyelam ke kedalaman rasa, Â
bercakap dengan hati yang diam-diam berbisik, Â
mendengarkan intuisi tanpa suara, Â
meraba dorongan yang murni, tulus, tanpa rupa.
Lalu kujumpa emosi yang menari liar, Â
dalam warna-warna yang menyelubungi jiwa, Â
kadang tenang bak lautan pagi, Â
kadang bergelora seperti badai yang liar. Â
Namun di baliknya, ada Aku yang tak pernah goyah.
Aku bukan sekadar pikiran yang melayang, Â
bukan sekadar hati yang bergetar dalam cinta, Â
bukan sekadar emosi yang silih berganti, Â
Aku adalah saksi, sang pengamat setia, Â
kesadaran yang menyelubungi segalanya.