4. Berilmu dan Bijaksana
"Ilmu" dan "kebijaksanaan" adalah dua hal penting yang ditekankan para ulama ketika berbicara tentang pemimpin. Ulama menekankan bahwa pemimpin harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama, serta ilmu pengetahuan yang cukup untuk memimpin masyarakat. Pemimpin yang bijaksana akan mampu membuat keputusan-keputusan yang tepat berdasarkan pertimbangan yang matang, bukan sekadar mengikuti nafsu atau tekanan kelompok tertentu.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya "Ihya' Ulumuddin" juga menekankan bahwa ilmu dan kebijaksanaan akan membuat pemimpin lebih mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi rakyatnya dan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
5. Memiliki Kemampuan Memimpin (Kapasitas dan Kompetensi)
Selain ketakwaan dan moral yang baik, ulama juga sering menekankan pentingnya seorang pemimpin memiliki "kapasitas dan kompetensi" dalam memimpin. Kapasitas di sini mencakup kemampuan intelektual, manajerial, dan kemampuan dalam mengambil keputusan yang tepat. Pemimpin harus bisa mengelola negara atau daerah dengan baik, mengatasi masalah-masalah yang kompleks, serta memiliki visi ke depan yang jelas.
Dalam sejarah Islam, Rasulullah SAW sangat memperhatikan "kemampuan teknis" seseorang sebelum mengangkatnya sebagai pemimpin. Sebagai contoh, ketika beliau mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman, beliau memilihnya karena ilmu dan kemampuannya dalam hukum Islam dan kebijaksanaan dalam berdiplomasi.
6. Memiliki Rasa Empati dan Peduli pada Rakyat
Pemimpin yang baik dalam pandangan ulama harus memiliki "rasa empati" yang tinggi kepada rakyatnya, terutama kepada mereka yang lemah dan tertindas. Ulama menasihati agar pemimpin harus peduli pada kesejahteraan umat dan siap berkorban demi kebaikan mereka. Pemimpin yang peduli akan selalu memprioritaskan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW bersabda:Â Â
"Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, dan kalian mendoakan kebaikan bagi mereka, dan mereka mendoakan kebaikan bagi kalian." (HR. Muslim)
7. Mengutamakan Musyawarah