Pendidikan humanis teosentris adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada pengembangan potensi manusia secara holistik, baik dari segi intelektual, emosional, fisik, maupun spiritual, dengan mempertimbangkan bahwa segala bentuk pendidikan ini harus berpusat pada Tuhan (teosentris).
Dalam pendekatan ini, pendidikan tidak hanya ditujukan untuk membentuk individu yang cerdas dan berbudi pekerti baik, tetapi juga untuk membangun kesadaran spiritual dan moral yang mendalam. Aspek-aspek seperti etika, moralitas, dan spiritualitas diajarkan sebagai bagian integral dari proses pendidikan, di mana siswa diajak untuk mengenal dan mengembangkan hubungan mereka dengan Tuhan serta memahami peran mereka dalam masyarakat sebagai bagian dari ciptaan Tuhan.
Secara umum, pendidikan humanis teosentris menekankan nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang, keadilan, dan tanggung jawab sosial, sambil mengakui bahwa semua nilai tersebut harus bersumber dan berakar pada kepercayaan kepada Tuhan. Pendekatan ini juga sering kali melibatkan pembelajaran yang lebih personal dan kontekstual, di mana siswa didorong untuk menemukan makna dan tujuan hidup yang lebih dalam, berdasarkan keyakinan religius mereka.
Ruang lingkup pendidikan humanis teosentris mencakup berbagai aspek yang saling berkaitan untuk membentuk individu yang utuh dan seimbang, baik dari segi intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual. Berikut adalah beberapa aspek utama dari ruang lingkup pendidikan ini:
1. Pengembangan Intelektual dan Moral: Pendidikan humanis teosentris menekankan pentingnya keseimbangan antara pengembangan intelektual dan moral. Siswa diajarkan untuk berpikir kritis dan analitis, tetapi dengan landasan moral dan etika yang kuat, yang bersumber dari nilai-nilai keagamaan.
2. Pembinaan Spiritual: Aspek ini berfokus pada pengembangan kesadaran dan pemahaman spiritual siswa. Pendidikan ini mengintegrasikan ajaran-ajaran keagamaan, doa, meditasi, dan praktik spiritual lainnya dalam proses pembelajaran untuk memperkuat hubungan siswa dengan Tuhan.
3. Pengembangan Karakter: Ruang lingkup ini mencakup pendidikan karakter yang bertujuan membentuk kepribadian siswa yang berbudi pekerti luhur, jujur, adil, dan bertanggung jawab. Pendidikan karakter didasarkan pada nilai-nilai universal yang bersumber dari ajaran agama.
4. Pendidikan Sosial dan Lingkungan: Pendidikan humanis teosentris juga mencakup aspek sosial dan lingkungan, di mana siswa diajarkan untuk hidup dalam harmoni dengan sesama manusia dan alam, serta memiliki rasa tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap lingkungan, sebagai bagian dari pengabdian mereka kepada Tuhan.
5. Pembelajaran Holistik: Pendekatan ini menekankan pada pembelajaran yang holistik, di mana seluruh aspek kehidupan siswa (fisik, emosional, intelektual, dan spiritual) diperhatikan dan dikembangkan secara seimbang. Tujuannya adalah membentuk individu yang utuh dan siap menghadapi tantangan kehidupan dengan dasar spiritual yang kuat.
6. Pembinaan Komunitas dan Keluarga: Pendidikan humanis teosentris juga melibatkan peran komunitas dan keluarga dalam pendidikan. Sekolah bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan spiritual dan moral siswa.
7. Integrasi Sains dan Agama: Dalam ruang lingkup ini, ilmu pengetahuan dan agama dipandang sebagai dua hal yang saling melengkapi. Pendidikan humanis teosentris mendorong siswa untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan tetap mempertahankan keimanan dan keyakinan religius mereka.