Rindu yang tertaut kini terasa semrawut
Binar mata mana yang harus aku tatap
Disaat sepertiga hariku menjadi gelap
Dimana pula aku merujuk sebuah rindu
Jika kenyataan nya aku dipaksa menunggu
Dan harus kah aku pulang
Meskipun rindu ini tetap bersemayam
Tidak kah kamu ingin hadir?
Sebab rasa rindu ini selalu menggelincir
Hadirlah dan bantulah aku untuk menetralisir
Apa undangan itu tidak sampai di kotak surat mu?
Atau mungkin dengan sengaja kamu memang meninggalkan nya
Mengingat atas luka yang pernah aku berikan lalu aku tinggalkan
Tanpa ada maaf dan niat menyembuhkan
Hingga akhirnya kamu bisa sembuh dengan sendirinya
Inikah caramu dalam membenci ku?
Dengan mengasingkan atas kebersamaan yang pernah kita lakukan
Sejahat itu ternyata aku didalam hidupmu
Katakan;
Seberapa banyak maaf yang harus aku uraikan untuk sakit itu
Seberapa banyak obat yang harus aku adakan untuk meredakan nyeri itu
Dan sebut berapa lama aku harus menerima ini
Jika memang kamu belum bisa menerima dan memaafkan
Rasanya itu relevan atas sakit yang pernah kamu terima
Tidak imbang atau sama untuk saat aku meminta kehadiran
Tidak adil mungkin bagimu untuk aku bisa sembuh secepat ini
Take care for your self
Doa dan harapan baik akan selalu terlontar untuk mu
Atas rasa salah, sakitnya luka dan cinta yang pernah ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H