Sejak saya kecil di Aceh, warung kopi seolah telah menjadi arena permainan saya di Aceh. Bahkan, ketika di SD pun sempat beberapa kali mengantarkan segelas kopi pancung kepada pelanggan di Warung Kopi yang ketika itu pernah di miliki oleh orang tua. Pengalaman yang tak terlupakan. Dan, kini, warung kopi semakin "mekar" di Aceh, di Kota Banda Aceh tepatnya. Jika beberapa tahun silam, warung kopi menempati 1 pintu ruko standar, kini bahkan lebih dahsyat lagi, ada warung kopi yang memiliki 3 s.d 4 pintu ruko sekaligus. Jebb Kupi (Minum Kopi), menjadi ritual keseharian masyarakat Aceh, cukup Kopi saja yang disediakan di sebuah warung, ramai juga pelanggan nya, apalagi jika ditambahi dengan penganan lainnya khas Aceh seperti (timphan, srikaya, mie Aceh, Cane), membludaklah pelanggan. Warung Kopi pun menjadi tempat pertemuan lintas generasi dan bahkan lintas bangsa ketika berkunjung ke Aceh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H