Mohon tunggu...
M Muttaqin Al Mutawakil WSJ
M Muttaqin Al Mutawakil WSJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hanya seorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maafkan Aku Yang Tak Bisa Melihat Dunia

13 Desember 2024   04:29 Diperbarui: 13 Desember 2024   04:29 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto orang buta (sumber:blogspot.com)

Tapi di tengah sorak-sorai itu, ada satu suara yang membuatku terpaku. Suara Mila, sahabatku. "Bagus sekali, Dara! Aku bangga padamu!" katanya dengan antusias. Mila adalah sahabat yang selalu ada untukku. Dia sering menggambarkan hal-hal yang tidak bisa kulihat. Bahkan, dia pernah mengajarkanku cara merasakan keindahan hujan dengan mendengarkan ritmenya.

Saat aku turun dari panggung, Mila memelukku erat. "Kamu luar biasa, Dara. Semua orang kagum padamu," katanya.

Aku tersenyum, meski air mata menetes di pipiku. "Tapi, Mila, kadang aku merasa sedih. Aku ingin melihat seperti kamu. Aku ingin tahu seperti apa warna biru yang sering kamu ceritakan. Aku ingin tahu seperti apa dunia ini sebenarnya."

Mila terdiam sejenak, lalu menggenggam tanganku. "Dara, kamu tahu? Dunia memang indah. Tapi, kamu punya sesuatu yang lebih indah daripada sekadar melihat. Kamu bisa merasakan dunia dengan cara yang tidak bisa dilakukan orang lain. Musikmu adalah bukti bahwa kamu bisa melihat dunia dengan hatimu."

Kata-katanya menusuk relung hatiku. Mungkin benar, aku tidak bisa melihat dunia dengan mata, tetapi aku bisa merasakan keindahannya melalui sentuhan, suara, dan cinta dari orang-orang di sekitarku.

Malam itu, saat Ibu membelai rambutku seperti biasa, aku berbisik, "Bu, maafkan aku yang tak bisa melihat dunia. Tapi, aku berjanji, aku akan terus mencoba membuat dunia menjadi lebih indah dengan caraku sendiri."

Ibu mengecup keningku. "Dunia ini sudah indah karena kamu ada di dalamnya, Nak."

Aku tersenyum dalam gelap. Untuk pertama kalinya, aku tidak lagi merasa kehilangan. Aku tahu, meski aku tak bisa melihat dunia, aku bisa merasakannya. Dan itu cukup bagiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun