Tersembunyi di balik awan dengan tinggi semampai titik denyut nadi seolah bergetar bergemuruh terbiasa pelangi-pelangi yang memendar.
Saat sepintas goresan kutandaskan pada sebuah pena menceritakan seloka lama gaya terselip petuah.
Menilik bunga-bunga Seroja yang mulai bermekaran di taman-taman indah dengan nyiur nyanyian melodi yang terpendam.
Jeram-jeram yang tidak boleh Membuatku menjadi diam dengan berjalan perlahan menilik bintang-bintang Kejora usai petang berpindah menjadi malam.
Seketika ada rayuan untaian relung hati yang terpaku di balik dinding dengan secerca waktu yang terus bergulir.
---
Demikian dan salam puisi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H