Di tengah paceklik prestasi dan luka akibat tragedi, sepak bola Indonesia kini masih bertahan terutama karena fungsinya sebagai ladang rejeki banyak orang. Juga yang terpenting sebagai sebuah hiburan dengan lelucon-lelucon ala netizen yang mengandung kritik sekaligus kepahitan. Seperti lelucon template ala netizen misalnya tentang karier bintang sepak bola Indonesia yang seakan sudah bisa ditebak endingnya yaitu menjadi polisi, ASN atau jika beruntung bisa juga menjadi bintang iklan produk kopi instan dan makanan ringan.
Sepak bola Indonesia yang tak kunjung menuai prestasi barangkali bukan karena talenta-talenta muda kita yang kekurangan bakat tetapi bisa jadi karena kita belum mau menuntaskan dosa-dosa masa silam. Perubahan sepak bola Indonesia harus dimulai dengan tindakan nyata memutus lingkaran setan kekerasan dan konflik kepentingan. Dengan demikian lelucon-lelucon ala netizen itu tidak lagi menjadi kenyataan tetapi cukup sudah menjadi masa silam. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H