Mohon tunggu...
M. Fatah Mustaqim
M. Fatah Mustaqim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Membaca dan menulis apa saja yang terlintas di pikiran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soekarno, Dunia Multipolar dan Abad Asia

25 Oktober 2023   20:36 Diperbarui: 25 Oktober 2023   20:49 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Putin &  Xie Jin Ping, dua pemimpin dunia yang menyerukan multipolarisme dunia. Foto: Sergey Guneyev, Sputnik, Kremlin Photo via AP

Namun tak bisa dipungkiri bahwa abad 21 hari ini adalah abad Asia. Salah satu indikatornya ialah munculnya raksasa-raksasa ekonomi baru di kawasan Asia seperti Tiongkok dan India. Bahkan volume ekonomi atau PDB China saat ini telah melampaui Amerika Serikat. 

Pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh bonus demografi dan kekayaan alam yang melimpah telah memunculkan bintang-bintang baru bahkan 'kuda hitam' dalam peta politik dan ekonomi dunia. Kini perlombaan kemajuan negara-negara di dunia agaknya akan segera dimenangkan oleh negara-negara di kawasan Asia.

Kemajuan ekonomi dan demografi negara-negara di Asia khususnya Tiongkok dan India perlahan telah mengubah peta kekuatan geopolitik dunia yang selama ini didominasi negara-negara barat. 

Presiden Xie Jin Ping dan Presiden Putin bahkan menyerukan pentingnya tatanan dunia baru yang multipolar daripada unipolar. Sejak pasca Perang Dunia II, dunia cenderung didominasi oleh suatu hubungan antar negara yang bersifat unipolar sehingga banyak negara berkembang yang hanya di-dikte dan dikendalikan nasibnya oleh negara kuat di utara.   

Pendulum sejarah sepertinya tengah bergeser kepada negara-negara di Asia-Afrika di tengah semakin lambannya pertumbuhan ekonomi dan struktur demografi yang kian menua di negara-negara barat. 

Kini dunia mau tidak mau akan menambatkan harapan masa depannya pada Asia. Meski demikian, persoalan kesenjangan ekonomi, konflik teritorial, krisis iklim hingga demografi penduduk masih menjadi ancaman yang nyata bagi negara-negara di Asia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun