Mohon tunggu...
M KHOTIB
M KHOTIB Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah sebagai Guru dan pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Tangerang Selatan. hobi saya selain olahraga, saat ini sedang merintis untuk menjadi penulis di berbagai media online

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Apa dengan Ramadhan?

7 Maret 2024   11:34 Diperbarui: 7 Maret 2024   11:59 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayat yang menjelaskan perintah puasa terdapat dalam surat al Baqarah ayat 183, ayat tertersebut ditujukan kepada 'orang-orang yang beriman'. Maksudnya adalah selain orang tersebut Islam sekaligus beriman pula. Sebab banyak sekali orang yang mengaku Islam tetapi iman mereka masih dipertanyakan. Olah karena itu, puasa merupakan ibadah yang sangat penting. Dalam puasa banyak sekali faedah dan manfaat yang terkandung didalamnya. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa; puasa ini adalah untuk-KU dan Aku yang akan membalas ganjaran pahalanya". Berdasarkan hadist tersebut bahwa ibadah puasa merupakan ibadah yang sangat spesial, karena ibadah ini mendapat garanty langsung dari Allah SWT.

Dalam sura al Baqarah ayat 183, kalimat yang menjelaskan tentang kewajiban berpuasa menggukan kalimat 'kutiba'. Para ulama sepakat memberikan makna yang sama dengan kalimat 'furida' yang berarti diwajibkan. Puasa itu sendiri tidak semata-mata diwajibkan untuk umat nabi Muhammad saja, tetapi umat --umat terdahulu juga diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Hal seperti yang terkadung dalam  al qur'an pada kalimat "wal ladzima min qablikum".

Sedangkan tujuan puasa itu sendiri adalah untuk derajat ketakwaan. Pada lafad 'la'allakum tattaqun', mengindikasikan bahwa untuk mencapai derajat taqwa membutuhkan proses. Seperti yang dilakukan orang yang berpuasa adalah menahan lapar dan haus. Hal ini adalah agar orang yang beriman juga harus merasakan apa yang dialami orang-orang yang bernasib kurang beruntung. Lihat saja mereka yang hanya makan satu kali dalam sehari atau bahkan satu kali dalam dua hari. Jadi hikmah puasa yang terkandung adalah agar orang-orang yang memiliki kecukupan materi dan yang lainnya agar selalu peduli dan berbagi kepada mereka yang hidupnya kurang beruntung. 

Dengan adanya rasa peduli dan saling berbagi terhadap orang lain yang kurang beruntung merupakan salah satu untuk mencapai derajat takwa. Dalam sebuah hadist disebutkan; "berpuasalah maka, akan menyehatkan". Kebenaran hadist ini pernah diadakan sebuah penelitian di Jepang. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa orang yang mengurangi intensitas makan (berpuasa) maka sistem kekebalan tubuhnya akan bertambah. Berdasarkan penelitian ini, sebagian dokter menyatakan bahwa untuk menanggulangi penyakit Maag adalah dengan berpuasa.

Selain itu, jika dianalogikan bahwa organ pencernaan manusia itu ibarat sebuah mesin yang suatu pabrik. Jika mesin tersebut digunakan secara terus menerus tanpa ada istirahat, maka akan cepat rusak. Begitu juga alat pencernaan yang dimiliki manusia, jika terus menerus  mengolah makan tanpa ada waktu untuk istirahat niscaya tubuh ini akan cepat terserang penyakit. Oleh sebab itu banyak sekali hikmah yang terkandung dalam puasa ini. Barang siapa yang melaksanakannya dengan sungguh-sungguh maka akan memperolah manfaat baik secara lahiriah maupun batiniyah. 

Pada hakikatnya puasa tidak hanya menahan lapar dan haus semata, tetapi puasa itu sendiri adalah menahan semua anggota tubuh untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Menahan mulut agar tidak membicarakan aib orang lain, menahan telinga agar tidak mendengarkan hal-hal yang jelek, menahan mata agar tidak memandang hal-hal yang dilarang agama dan lain-lain. Sehingga jika seseorang benar-benar melakukan puasa secara jasmani dan rohani niscaya akan menjadi orang yang bertakwa.

Allah Swt tidak pernah melihat kesempurnaan bentuk tubuh, tidak pula melihat paras wajah seseorang, apakah cantik atau tampan. Tetapi Allah memandang hambanya dari hati dan amal perbuatannya. Semoga segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari selalu bernilai ibadah dan mendapat yang ganjaran pahala yang berlipat ganda. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun