Mohon tunggu...
M KHOTIB
M KHOTIB Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah sebagai Guru dan pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Tangerang Selatan. hobi saya selain olahraga, saat ini sedang merintis untuk menjadi penulis di berbagai media online

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Dwi Mingguan Calon Guru Penggerak (CGP)

28 Februari 2024   13:10 Diperbarui: 28 Februari 2024   13:26 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu tugas yang harus diselesaikan oleh Calon Guru Penggerak adalah membuat Jurnal refleksi dwimingguan.

Tugas ini sangat menarik karena kita diintruksikan untuk melakukan refleksi diri dengan cara memahami dan merefleksi masa yang sudah kita lalui, terjadinya perubahan pola pikir dan emosional, serta rasa untuk mau dan ikhlas memperbaiki diri di masa mendatang. Pentingnya melakukan refleksi juga didasarkan pada pesan Allah SWT. yaitu setiap manusia dianjurkan untuk selalu bercermin atau muhasabah diri. Hal ini dikuatkan dalam ayat Alquran yaitu:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Hasyr :18).

Dari terjemahan tersebut, jelas sekali Allah SWT meminta orang-orang yang beriman untuk merefleksi diri agar selalu menjadi diri yang lebih baik dari waktu ke waktu sebagai bekal hari esok di akhirat. Setelah mempelajari modul 1.1 Pendidikan Calon Penggerak Angkatan 6 ini saya ingin membuat refleksi dwi mingguan dengan menggunakan model refleksi 4P yaitu peristiwa, perasaan, pembelajaran dan penerapan (Facts, Feelings, Findings, Future)

  • Facts (Peristiwa): 

Program Guru Penggerak yang saya ikuti adalah di Angkatan 6. Perlu diketahui bahwa CGP untuk SMK Negeri 4 Tangerang Selatan, kuotanya memang baru ada di Angkatan 6, dari 14 orang yang mnedafttar, hanya 8 orang  yang lulu hingga mengikuti pelatihan sampai saat ini. 

Oleh karena itu saya baru bergabung saat ini. CGP Angkatan 6 dibuka oleh Menteri Kemendikbudristek, Nadiem Makarim dan Dirgen GTK pada hari Rabu, tanggal 24 Agustus 2022, tepatnya pada pukul 11.00 WIB, melalui zoom secara serentak di seluruh Indonesia. 

Pascapembukaan, setelah pembukaan, masing-masing CGP bergabung dengan masing-masing provinasi asala CGP. Ada linimasa yang perlu dicatat yaitu: Seluruh CGP diwajibkan untuk mengerjakan pretes di LMS masing-masing dan mulai mempelajari modul 1.1. tentang Mulai Dari Diri dan eksplorasi konsep, kemudian Eksplorasi konsep di forum diskusi yang dipimpin oleh fasilitator. 

Kemudian ada ruang kolaborasi, di mana setiap CGP berkolaborasi bersama kelompoknya masing-masing. Kegiatan selanjutnya adalah Lokakarya Orientasi yang dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 3 September 2022 di zoom. Pada kegiatan Lokakarya Orientasi, selain CGP, diikutsertakan pula para kepala sekolah dan pengawas di tempat CGP yang lolos terpanggil mengikuti lokakarya. 

Kemudian, para CGP memasuki room masing-masing sesuai dengan para Pengajar Praktiknya. Di sini, kami terus digali dan diberi wawasan yang sangat banyak tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya (dengan cara mengerjakan LK sebanyak 5 buah), dan langsung mendiskusikannya.

Kegiatan dengan pengajar praktik dimulai dengan kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP. Pengajar Praktik kami, Pak Ahmad Alamsyah mampu membuat suasana yang menyenangkan sehingga kami tidak bosan. 

Dalam penyampaian tersebut, pengajar praktikjuga memberikan motivasi dan harapan setelah mengiktui berbagai kegiatan selama CGP. Kurang lebih selama dua minggu, kami belajar mandiri melalui LSM yang dirancang dengan sangat "friendly user", sehingga para CGP tidak susah untuk mengeksplore fitur-fitur yang ada di dalam LMS itu sendiri. Kegiatan demi kegiatan dilaksanakan hingga kami diharuskan membuat karya berupa demonstrasi konstektual.

Pada saat pertama kali mengikuti program calon guru penggerak ini mulai dari kegiatan Pembukaan, Pre-Test, Eksplorasi Konsep, Elaborasi, Lokakarya sampai dengan Aksi Nyata sangat berkesan sekali. Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) tentang pendidikan sejatinya mengubah pola pikir bagaimana guru mengantarkan siswa pada pendidikan yang mengarah ke kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan yang menuntun serta pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik harus kami terapkan dalam aski nyata nanti.

Pada hari Jumat, tanggal 8 September 2022, diadakan kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama Instruktur Ibu Luh Eka Yanthi melalui g-meet yang tersedia di LMS. Instruktur memberikan asupan ilmu tentang pemahaman yang sangat mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan penerapannya pada konteks lokal sosial budaya yang dikaitkan dengan daerah masing-masing.

  • Feelings (Perasaan):

Perasaan selama mengikuti pendidikan Calon Guru Penggerak pada modul 1.1 ini ada kekhawatiran, mulai dari perasaan bagaimana nanti jika tidak bisa mengikuti kegiatan sepenuhnya, tidak bisa menyelesaikan tugas di LMS, sakit pada saat kegiatan, ataupun kendala teknis misalnya masalah jaringan internet. Tentu saja ada juga suatu harapan saya, yaitu dukungan dari mulai keluarga, pimpinan, rekan sejawat, teman-teman sesama Calon Guru Penggerak, Fasilitator dan Pengajar Praktik.

Selama kurang lebih dua minggu saya menjadi CGP, banyak sekali hal yang saya rasakan. Hati, senang, galau, bahagia, semua bercampur baur dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. Keseluruhan perasaan tersebut saya ibaratkan juga dengan apa yang dialami oleh murid-murid saya. 

Perasaan yang palin menjadi konsen saya dalam mengikuti kegiatan CGP ini adalah tentang bagaimana mengkorgansir waktu dengan baik. Waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas CCP di LMS, tugas untuk memenuhi administrasi pembelajaran dan dan juga sekolah serta memanagemen waktu untuk keluarga dan anak-anak yang masih butuh bimbingan dan kasih sayang.

Keseluruhan rangkaian yang ada di dalam LMS membuat saya merasakan bahwa apa yang saya miliki tentang Pendidikan, masih sedikit dan sangat jauh dari yang diharapkan dengan tujuan dan filofosi Ki Hajar Dewantara. Betapa KHD mengangkat bahwa kita harus memanusiakan manusia, sehingga murid dapat mencapai kodrat alam, pembelajran berorientasi kepada murid dan juga pendidikan yang menuntun, namun juga tetap selalu membuka mata untuk setiap hal positif di luaran sana (kodrat zaman) sehingga anak didik kita dapat merasakan kebahagiaan dan keselamatan sejati.

  • Findings (Pembelajaran):

Pembelajaran Calon Guru Penggerak ini menggunakan model Blended Learning ini, artinya kombinasi antara tatap maya, tatap muka dan melalui LMS sangat menarik sekali bagi saya, karena membuka wawasan berbagai model pembelajaran yang bisa diterapkan bagi peserta didik di sekolah. Pembelajaran secara mandiri dan pemenuhan tugas-tugas dilakukan di LMS, sedangan dalam melakukan kolaborasi baik dengan fasilitator dan juga sesama reka CGP menggunakan google meeting yang disediakan LMS.

Ternyata memang, apa yang saya bayangkan, benar-benar menjadi kenyataan. Saya menemukan banyak sekali pelajaran berharga dari PGP ini. Banyak sekali yang saya dapatkan, mulai dari ilmu, bertemu dengan sahabat-sahabat yang luar biasa, silaturahmi, dan pemikiran-pemikiran KHD yang hanya saya dapatkan secara mendalam di PGP. Pemikiran yang menurut saya tidak akan lekang dimakan waktu dan usia.

Pembelajaran lainya yang saya dapatkan selama 2 minggu ini adalah tentang  ice breaking yang menyenangkan, walaupun hanya beberapa menit saja namaun sangat berkesan dan dapat diterapkan  kepada siswa saat pembelajaran, sebagai obat kejehunan dan kepenatan saat pembelajaran.

  • Future (Penerapan):

Sebenarnya karakter asli siswa, memiliki nilai-nilai luhur sesuai dengan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara. Siswa masih dalam masa pertumbuhan, sehingga dalam pembelajaran alangkah baiknya sertai dengan permainan dan pembelajaran yang menyenangkan. 

Bagi siswa, masa bermain itu tidak bisa dilepaskan begitu saja karena sangat menyenangkan, sehingga dalam pembelajaran karakteristik siswa yang ingin selalu bermain kerap muncul. Karakter asli siswa seperti permainan berkelompok dan bersosial yang tinggi  mulai terkikis seiring dengan perkembangan zaman, sebagai contoh masuknya perangkat smartphone yang sudah banyak membawa perubahan. 

Tantangan yang sangat besar bagi saya bagaimana menumbuhkan profil pelajar Pancasila dengan menciptakan pembelajaran yang sesuai zaman sekarang. 

Setelah mempelajari modul 1.1. ini ternyata pengetahuan saya tentang dasar-dasar pendidikan sangat jauh sekali dam masih dangkal, dan yang saya terapkan di kelas selama ini masih banyak kekurangan. Tentu saja saya berharap akan menjadi lebih baik lagi dalam mengajar, mendidik para peserta didik. 

Ketika kita mampu memahami pemikiran KHD dengan paripurna, maka saya khususnya akan berusaha untuk mengaplikasikannya langsung. Mulai dari diri, kemudian ke kelas-kelas yang saya ajar, dan lebih lanjut, keseluruhan murid di sekolah saya. Tidak lupa kepada warga dan masyarakat.

Saya optimis untuk masa yang akan datang, pemahaman dan pemikiran KHD akan lebih banyak, sehingga akan berdampak positif kepada saya sebagai pribadi yang mandiri, juga sebagai pendidik. Semoga kita dapat menuntun anak didik kita dalam memaknai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, denga napa yang kita miliki.

Dengan demikian, kita harus terus belajar dan belajar demi terciptanya Pendidikan Indonesia yang lebih maju lagi. Jadilah orang yang selalau bermanfaat untuk orang lain dan maju dan berkembang terus dunia Pendidikan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun