Assalamualaikum wr.wb
Kali ini saya akan cerita tentang bullying yang pernah saya alami. Dulu waktu di sekolah  saya sering mengalami tindak bullying yang dilakukan oleh teman-teman saya. Tindak bullying yang saya alami berupa kata-kata kasar serta tindak kekerasan yang dilakukan teman-teman saya. Teman-teman saya melakukan tindak tersebut karena melihat fisik saya yang tidak normal seperti mereka. Mereka mengangap saya tidak pantas sekolah maupun berteman dengan mereka. Saya terlahir cacat sejak dari lahir. Dari fisik saya yang tidak sempurna inilah yang membuat saya sering menjadi korban bullying.
Saya tidak putus asa ketika saya diberlakukan seperti itu dan makin menambah kepercayaan diri untuk terus maju meraih cita-cita. Orang tua saya selalu memberikan motivasi untuk saya terus maju dan mereka bilang tidak usah memperdulikan kata-kata orang yang sering menghinamu. Jadi yang membuat saya terus maju adalah dukungan dari orang terdekat seperti, ayah ibu beserta guru yang selalu mensuport saya untuk terus maju agar cita-cita saya bisa dicapai.
Dari pengalaman diatas, saya mengalami tindakan bullying dan itu menyebabkan trauma. Penanganan yang tepat bagi orang-orang yang pernah mengalami tindakan tersebut adalah yang tentunya peran orang terdekat sangat penting seperti keluarga dan guru sebagi orang tua di sekolah. Dimana kelurga kita akan selalu mensuport kita untuk terus maju dan memotivasi kita agar tidak trauma lagi. Kemudian perlu juga peran di sekolah seperti guru yang memberikan motivasi ataupun dukungan untuk kita agar tidak trauma lagi serta menindak anak-anak yang sukanya membuly temannya. Selain itu guru juga memberikan cara-cara dalam mengatasi hal seperti ini seperti, mengembalikan kepercayaan dirinya dengan cara mengajak berkomunikasi serta diajak bersosial sehingga tidak takut akan hal- hal luar yang pernah di alaminya. Yang terakhir peran masyarakat seperti tidak menghina fisik dan harusnya masyarakat jika ada yang mengalami hal tersebut harusnya memberikan motivasi buat terus maju dan berkembang.Â
Sekian kisah dari saya, semoga bermanfaat.
Waalaikumussalam wr.wb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H