Mohon tunggu...
M IrbabilHija
M IrbabilHija Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Aku ki embuh kok..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tergerusnya Adat Istiadat Belajar Mengaji Sesudah Maghrib

1 Mei 2021   14:24 Diperbarui: 1 Mei 2021   14:45 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia perkuliahan ada sebuah progam wajib yang dijalani oleh semua masahasiswa, pada tahun 2021 meskipun masih dalam keadaan pandemi Covid-19 program kkn masih tetap diberlakukan, tetapi dilakukannya secara online berbeda dengan kkn-kkn sebelumnya yang dilakukan dengan datang secara langsung  disebuah desa dan membau bersama masyarakat desa tersebut.

Kkn dari rumah (online) dilakukan secara terbatas oleh mahasiswa yang masih memungkinkan melakukan program kerja bersama masyarakat terdekat rumah masing-masing. Meskipun demikian penulis sebagai salah satu pelaku Kkn menemukan fakta yang sedikit miris, mengenai minat belajar keagamaan anak-anak disekitar rumah penulis.

Belajar mengaji adalah salah satu adat istiadat di Indonesia yang telah berlaku sejak lama, namun sering berkembangnya zaman adat tersebut nampaknya mulai tergerus, terbukti dengan apa yang dialami penulis saat melakukan program kerja (mengajar ngaji anak-anak disekitar rumah). Dari beberapa anak yang ada disekitar hanya anak-anak yang notabenya masih dalam pendidikan sekolah dasar yang antusias mengikuti program belajar mengaji.

Anak-anak yang telah lulus dari sekolah dasar kebanyakan telah enggan mengikuti belajar mengaji, mereka seperti telah merasa dewasa sehingga sudah tidak pantas lagi untuk mengikuti kegiatan ini, sebaliknya mereka malah asyik dengan gadget dan game mereka. Seringkali penulis menyaksikan mereka berkumpul bersama untuk bermain game online, hal ini mereka sebut mabar (main bareng).

Hal ini seharusnya menjadi PR penting bagi para orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anak mereka, yang mana seharusnya anak seumuran mereka masih harus fokus dalam hal belajar terkhusus dalam belajar keagamaan. Karena jika pelajaran formal masih dapat mereka dapatkan di sekolah-sekolah formal, berbeda dengan belajar keagamaan yang hanya bisa mereka dapatkan di tempat-tempat mengaji disekitar mereka. Karena belajar agama juga teramat penting bagi kehidupan mereka kelak. Dimana dengan mengenal tuhan seseorang akan berbudi luhur dimanapun dan kapanpun, ada atau tidak ada manusia lain yang mengawasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun