Media sosial (medsos) telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Hampir dua pertiga penduduk bumi pemakai medsos aktif. Boleh dikata, siapa sih di dunia ini yang tidak menggunakan medsos. Bahkan, seluruh aktivitas kita tak bisa terlepas dari yang namanya medsos.
Kini, media sosial makin banyak jenisnya, makin lengkap fiturnya, makin komplit fasilitasnya; tentu dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sepertinya, setiap jenis medsos sengaja berlomba-lomba untuk mendapatkan pengguna sebanyak-banyaknya. Kita pun sebagai pengguna juga ikut berkompetisi agar tidak ketinggalan memakai fitur baru, fasilitas baru, selalu uptodate, selalu terkini.
Medsos telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita. Ia telah menempati ruang di hati kita, perasaan kita, pikiran kita, bahkan sikap dan perilaku kita. Seolah kita telah terikat dengannya, tak mau lepas darinya. Tak sedetik pun kita hendak meletakkan smartphone dari tangan kita. Setiap saat kita ingin membukanya, melihat notifikasi terbaru, update status, mengecek inbox, dll.
Sebagian besar orang menyukai berita politik yang panas, gosip artis, curhat masalah rumah tangga, cerita takhayul dan mitos, ramalan, berita bohong, dan berbagai content negatif lainnya. Hingga mereka mencurahkan segala perhatian, perasaan, energi, dan waktu kita untuk menikmati semua itu. Tidak cukup hanya itu, selanjutnya kita melakukan like, comment, share, mention, hastag, dan semacamnya.
Teori Atensi, Koneksi, dan Vibrasi
Jika ada content yang bernilai negatif dan kita melakukan "Like", itu pertanda kita telah memberikan ATENSI. Sebentuk sikap atau tindakan bahwa kita tertarik akan hal tsb, kita memberikan perhatian terhadapnya. Ini merupakan sebuah awalan kita akan masuk ke perangkap tahap berikutnya. Â Â
Kemudian, jika kita "Comment" atas suatu status tertentu, itu artinya kita telah ter-KONEKSI dengan perihal/permasalahan dimaksud. Kita membuka diri kita untuk terhubung atau terlibat dengan persoalan orang lain. Kita telah menjadi bagian dari mereka.
Selanjutnya, apabila kita telah membicarakan hal itu berulang kali, cerita ke sana-sini, share, repost, forward, kita sangat sibuk dengan hal itu; maka kita telah masuk ke area "Vibrate". Kita secara tidak langsung telah menginstall, mendownload hal-hal negatif itu ke dalam pikiran kita, hati kita, emosi kita. Kita telah terjerat, terperangkap dalam jaring dan lingkaran keburukan. Dan entah sengaja atau tidak, kita membagikan dan menularkannya kepada orang lain, bahkan banyak orang.
Ketika kita telah dengan segenap perhatian, perasaan, energi, dan waktu kita untuk content negatif, dengan demikian kita telah menyia-nyiakan waktu produktif kita, membuang energi produktif kita; yang seharusnya waktu dan energi tersebut kita gunakan untuk melakukan hal-hal positif dan bermanfaat. Kita cenderung reaktif, pasif, dan pesimis. Padahal, semestinya energi dan waktu bisa digunakan untuk sesuatu yang proaktif, kreatif, dan membangun optimisme. Kita disibukkan dengan sesuatu yang artifisial, dan parsial. Kita kehilangan sesuatu yang prinsipal dan esensial.
Bagaimana Sebaiknya?
Bermedsos ria pada dasarnya tidaklah dilarang, dengan catatan sebaiknya berisikan sesuatu yang positif dan konstruktif, seperti yang menginspirasi, memotivasi, memberi nasihat, mendidik, atau menghibur. Intinya yang mengandung nilai kebaikan.