Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tinggal di Desa, Hidup ala Kota

3 November 2018   20:50 Diperbarui: 4 November 2018   08:31 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ekonomi.kompas.com)

Menikmati Hidup ala Kota 

Begitulah. Biar pun tinggal di desa, tapi kami sudah bisa menikmati hidup ala kota. Semuanya serba ada, segalanya serba lengkap. Berbagai fasilitas, prasarana-sarana, yang ada di kota juga ada di desa. Mengapa mesti pergi ke kota jika di desa semuanya ada. Hanya beberapa kebutuhan saja yang tetap mesti pergi ke kota. Seperti ke mal, bioskop, hotel, mau naik pesawat atau kereta, melihat event-event skala besar dan lain-lain/

Berbagai kemajuan di atas juga diakibatkan oleh peningkatan taraf ekonomi keluarga, seperti meningkatnya penghasilan, produktivitas yang tinggi, tumbuhnya UMKM, efisiensi dan efektivitas pertanian, perubahan pola pikir dan perilaku, dan tentunya semangat materialisme.

Kalau semua barang dan jasa telah tersedia, berbagai fasilitas dan prasarana-sarana telah lengkap, ya berarti tinggal dikonsumsi dan dinikmati. Tidak ada lagi masalah. Masalahnya hanya kita punya UANG atau tidak untuk membeli atau memenuhi semua itu.

Dampak Negatif

Berbagai kemajuan yang terjadi di desa dan kota kecamatan tersebut tentu membawa dampak positif bagi masyarakat setempat. Adanya kemudahan, kecepatan, preferensi dalam menggunakan produk dan jasa.

Penghematan energi, biaya, dan waktu karena tidak harus berbelanja ke kota untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Termasuk manfaat bagi pertumbuhan ekonomi, seperti terbukanya lapangan kerja, meningkatnya usaha kecil dan menengah, meningkatkan penghasilan keluarga, serta membantu pemerintah dalam rangka pembangunan nasional.

Selain dampak positif, ada pula dampak negatifnya. Munculnya gaya hidup hedonis, budaya konsumtif, pendewaan materialisme, kesenjangan si kaya dan si miskin, meningkatnya kriminalitas, dan masalah sosial lainnya. Dampak terhadap keluarga, misalnya kasus perceraian, anak broken home, anak putus sekolah, dan sebagainya.

Pada dasarnya, setiap kemajuan tentu membawa dampak positif maupun dampak negatif nya masing-masing. Yang terpenting bukan berhenti membangun kemajuan, tetapi bagaimana berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisasi dampak negatif yang muncul.

Akhir kata, jangan berkecil hati karena tinggal di desa, jangan berkecil hati juga disebut orang ndeso. Karena, biar pun tinggal di desa, biar pun tampak ndeso, tapi bisa hidup ala kota, bisa bergaya cara kota.

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun