Aaahh mengantuknya diriku, jam menunjukkan pukul 12.20 malam, seperti biasa aku harus masuk ke dalam kelas, hanya untuk absen, akupun langsung menuju kelas yang letaknya cukup jauh, di lantai teratas gedung, sepertinya aku terlalu cepat memasukui kelas jam masih menunjukkan 12.15, sepi tak siapapun, hanya hembusan angin yang begitu dingin dan cahaya bulan yang cukup terang untuk menyinari gedung ini.
Kelaspun berlangsung dengan kesunyian, sampai tiba di penghujung waktu, sang pemusnahpun menampilkan 40 kotak yang berisikan nama dari seluruh murid yang berada di kelas, dan yang memilihnya adalah beberapa orang yang ingin agar mereka di kagumi.
Bagaimana denganku,? aku hanyalah jejeran orang-orang yang siap untuk di eksekusi, yang namanya ada di salah satu kotak itu, di kelas tak hanya orang yang memilih yang kuat, orang yang di pilihpun kadang juga kuat, tak termasuk diriku, aku, aku lemah dan tak bisa berbuat apa-apa. jika namaku keluar dan harus di eksekusi, tak seperti orang-orang yang kuat yang bisa melawan hingga dia terbukti memang kuat,
suasane kelaspun mulai panas, pertempuran antara murid siap dilakukan, sebelumnya aku tak menyiapkan apapun dari rumah, jika aku terpilih mungkin aku langsung tewas di tempat. detak jantungku mulai berdegub begitu cepat, sampai sampai rasanya aku tak ingin berada di kelas ini, tapi jika aku pergi aku akan gagal, karna ini adalah ujian yang wajib di lalui untuk mencapai keinginanku.
saat itu terpilih beberapa nomer dan tak ada namaku disana,, syukurlah, aku tak akan berakhir hari ini, tapi tunggu, nama temanku terpilih, dia terpilih sebagai orang yang menyerang terlebih dahulu, sama hal nya denganku, dia tak membawa apa-apa. akhirnya hanya pukulan yang lembek yang ia lakukan, Bruuaak, langsung musuhnya dengan cepat dapat mengembalikan serangannya, hampir saja temanku mati di hajar habis-habisan oleh beberapa murid disana, akupun ragu memasuki kelas itu lagi, melihat kondisinya seperti itu,
Minggu berikutnya aku sudah cukup siap menghadapi lawanku di kelas, karna aku sudah mempersiapkan terlebih dahulu, tapi namaku tak terpilih di kotak itu. nama temanku lagi yang terpilih yang hampir mati di kelas itu. sama halnya dengan minggu lalu, temanku sekarat di buat oleh banyak murid di kelas, dia tak pernah kapok di buat, diapun tak pernah mempersiapkan apapun, tapi dia tetap berani ke kelas tanpa keraguan,
bedahalnya denganku, walaupun aku sudah mempersiapkan segala upayaku, aku tetap ragu, akupun sudah mempunyai kemajuaan saat ini aku bisa mengeksekusi murid lain tetapi aku masih belum bisa menjaga diriku ketika aku akan terpilih nantinya.
beberapa minggupun tetap sama, aku mulai goyah dalam kelas ini, ingin rasanya kabur saja, tapi aku selalu mempersiapkan sesuatu terlebih dahulu tentunya. rasanya kaburpun bukan sebuah solusi untukku, mungkin aku harus melawan, kalau saar ini aku kabur mungkin aku bisa lolos tapi apakah benar berikutnya aku bisa lolos?..
akupun berusaha semaksimal mungkin saat ini. mungkin akan lebih baik aku mati dikelas ini dari pada aku nantinya merepotkan orang lain dan tentunya mati juga, tentunya jika aku mati, matiku terdapat usaha yang akan menjadikanku lebih baik jika aku masih di berikan kesepmatan untuk hidup
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H