Mohon tunggu...
Muhammad Saefudin
Muhammad Saefudin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

HAMBA ALLAH yang sedang mempunyai cita-cita ''ingin menjadi tukang cukur rambut presiden mancanegara''.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hina Tak Bermakna

8 Oktober 2012   13:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:04 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lambaian dosa mengingatkan keterangankuu kepada-Mu

lakuku yang terusung penuh dengan dosa yang menggunung

rima yang menjadi bait, bait menjelma ayat-ayat-Mu

anggun,

elok ayat-Mu dengan kadar mulia-Mu yang agung

namun hamba-Mu ini tak lebih dari seekor babi hutan

Hina menyelimutiku tak bermakna

terbaring lemah karena dosa

berkoar-koarlah sanubari yang merana

keberadaan-Mu takkan hilang dari pusaka asa

Mengunduh cinta sangat sulit jika mengingat dosa

ihwalku sangat hina karena dosa

dan naluriku hanyalah berputus-putus asa

mengapa aku hanya terpaku saja?

namun di lain pihak

tak ada pasak

yang hancur dan rusak

melalui kehendak yang tak tampak

pihak-Mu yang selalu memihak terhadap hamba

pasak-Mu yang lebih mulia dari bilah menara manapun

atas kehendak-Mu yang tak tampak akan akhirat-Mu

simpuhku tak sampai meraih cinta-Mu

hamba penuh dosa di mata-Mu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun