(Pengalaman pribadi)
Kiranya kita semua sudah banyak mengetahui segi negatifdari perbuatan merokok dibanding dari pada positifnya Karena disamping berbahaya dari segi kesehatan bagi diri seperokok sendiri juga bagi orang lain yang terpapar asap rokok yang ada, disamping itu juga pemborosan terhadap anggaran rumah tangga (.... he he he kayak tau aja ). Memang tidak salah agama mengatakan merokok lebih besar mudharatnya daripada mamfaat yang didapat dari perbuatan tersebut.
Berhenti merokok adalah sebuah perbuatan yang gampang-gampang susah dan tentunya ini tergantung dari masing-masing pribadi bagaimana mereka untuk dapat berhenti mengatasi dari kebiassaan merokok dan ini juga pernah penulis alami sendiri.
Pada kesempatan ini penulis ingin berbagi pengalaman bagaimana meghentikan kecanduan merokok mengingat sebelumnya juga penulis termasuk perokok kelas berat, bagaimana tidak dikatakan kelas berat jika pernah menghabiskan rokok gudang garam isi 16 sebanyak dua bungkus perhari dan saat itu penulis masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat terakhir sambil menyusunSkripsi.asap rokok tidak berhenti mengepul hingga larut malam dalam penyelesaian skripsi saat itu.
Penulis tinggal diasarama dan kebiasaan anak asrama merokok adalah sesuatu hal lumrah bagi kami sebagai satu kelauarga besar saat itu, merokok bersama dan menikmati sebatang rokok berdua adalah suatu hal yang biasa. Utamanya dipenghujung bulan dan kiriman seretnya dari orang tua. Derita anak asrama adalah jika akhir bulan dan kiriman wesel juga tidak datang-datang , maka lengkaplah sudah penderitaan. Itulah ceritera anak dirantau jauh dari orang tua, namun semangat untuk belajar tetap tinggi dan rasa kebersamaan begitu juga karena diikat oleh rasa senasib dan sepenanggungan
Setelah selesai kuliah bertekad untuk tidak merokok hingga dapat kerjaan, memang godaan cukup berat, apalagi sewaktu mampir keasrama sering ditawari rokok sama teman-teman lainnya. Saya tolak dengan alasan belum dapat kerjaan dan cari uang sendiri dengan tekad yang kuat , begitu dapat kerjaan kadung tidak merokok, apa boleh buat hingga saat ini tidak pernah menyentuh rokok lagi.
Pada dasarnya lewat suatu tekad yang kuat.. Insyaallahdapat mengatasi untuk tidak merokok. Dan lebih dari itu “Kita tentu bisa “.
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H