Belajar adalah tabiat dasar manusia karena itu beda dengan makhluk lain yang telah diberi instink dan anluri dalam arti kata khewan begitu lahir dia telah mempunyai kemampuan yang telah dimiliki. Tidak heran jika anakbebek begitu itu menetas dari telurnya tidak begitu lama sang bebek langsung bisa berenang dan ini sesuai dengan instink dan naluri yang telah diberikan alam kepadanya dan telah dimilikinya sejak lahir. Akan lain halnya dengan kita manusia makhluk yang luar biasa ,karena sifat yang luar biasa itulah ia harus lewat proses belajar yang begitu telah kita ketahui dan jalani awal kelahiran kita. Dimana awal kelahiran kita tidak begitu langsung mencari makan sendiri sebagaimana binatang ,manusia lewat proses pembelajaran dari belajar makan hingga belajar berjalan dan lainnya ini melalui berbagai proses dan tahapan.Semua itu berjalan hingga manusia itu dewasa dan dapat berdiri sendiri.
Lalu bagaimana kelanjutan dan hubungan pembelajaran menulis dengan masalah yang menjadi topik pembahasan kita sekarang ini. bahwa menulis juga membelajarkan diri. Dan suatu hal yang wajar bagi penulis pemula untuk memulai sesuatu yang sifatnya baru menurutnya perlu dituntut ekstra kehati-hatian dan untuk tidak berlaku gegabah dalam hal menyikapi suatu yang baru. Artinya dia dapat menimbang buruk baiknya sesuatu pekerjaan yang akan dilakukannya .Tidak dapat disangkal bahwa dalam menulis selaslu banyak melatih diri dalam hal menulis, tidak perduli apa yang kita tulis itu baik atau tidak sesuai dengan EYD atau tidak yang penting tulis, tulis dan tulis cara ini adalah salah satu cara untuk membiasakan menulis tanpa kerja keras dan ketekunan untuk menulis ,sulit bagi kita akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Kita bersama menyadari bahwa pekerjaan menulis menuntut ketelitian dan kecermatan dalam hal penggarapannya mengingat tulisan ini tentunya akan dibaca orang lain dan dari sekian banyak pembaca ada yang mempunyai pikiran kritis baik itu terhadap tulisan kita yang dibacanya.Dan kita sadari pula pemikiran kritis yang juga mempunyai efek kritik akan bentuk dan isi tulisan kita . Kritik yang bersifat membangun adalah bentuk kritik yang baik dan dapat kita terima ,akan lain halnya jika kritik tersebut bersifat mengadili dan membantai apa yang kita tulis disitu,.
Menjadi penulis yang handal tentunya tidak akan dapat kita dapat begitu saja,walaupun telah melalui berbagai tahapan mosalnya dengan membaca berbagai buku teori tentang menulis, ikut latihan kelompok penulis dan berdiskusi dengan teman serta pakar penulisnya sendiri , Namun tanpa diikuti kerja keras yaitu menulsd dan menulis maka kerja keras kita sebelunya sama saja bohong dalam arti kata lain kita tetap jalan ditempat dasn tidak ada kemajuan yang dapat dinilai bahwa kita telah menghasilkan satu bentuk kasrya tulis sendiri dan oleh kita sendiri.Dan jangan lupa yang penting kita dapat mencintai tugas sebagai penulis.
Adalah penting untuk kita mengetahui motivasi menulis apa yang mendorong seseorang mendorong dia menulis, apakah ia hanya berkeinginan agar unek-unek yang ada pada dalam pikirannya dapat dia tulis dan dibaca orang lain, ingin agar mendapatkan honor yang cukup kecil imbalannya .Akan tetapi bukanlah berbagai keinginan diatas paling teringinkan adalah agar tulisan kita dapat nongkrong disalah satu koran terbaik di Indonesia, ini suatu kebanggaan yang tidak dapat dinilai dengan uang dan kepuasan bathin yang kita harapkan. Dan tidak lupa keberhasilan ini akan terus memcacu kita untuk selalu dapat menghasilan bentuk-bentuk tulisan yang berkualitas tentunya.
Menulis yang dapat dikatakan sebagai suatu kesenangan tentunya tidak akan merupakan beban dan hambatan sebagaimana seseorang yang karena keterpaksaaan untuk menghasilkan bentuk tulisan yang tidak berkualitas pada akhirnya. Karena dipacu untuk dapat menulis satu hari satu buah tulisan dan jika dilaksanakan dan dijalankan dengan lebih baik, keadaan ini akan dapat membentuk tanggung jawab menulis bagi yang bersangkutan disamping itu pula sesuatu yang awalnya sebagai bentuk keterpaksaan, akan tetapi akan menjadi bentuk yang baik nantinya bagi mereka yang ditugaskan untuk membuat satu tulisan setiap harinya adalah sebaiknya dia penuhi tanggung jawab dan komitmen diri tersebut..
Menulis adalah sebagai suatu pekerjaan yang jika dapat dikerjakan setiap harinya bagi penulis pemula dengan membiasakan menulis akan membuat kerak-kerak pikiran yang negatif dan menempel diotak kita akan mejadi cepat terkikis melewati penulisan dan akan membuat otak kita menjadi press kembali diakibatkan oleh penulisan yang dilakukan setiap harinya. Yang penting dalam melaksanakan tugas menulis tersebut haruslah bersifat ikhlas menulis dan menjauhi akan perasaan tertekan pada diri kita mengingat perasaan dibebani keharusan menulis satu buah tulisan setiap harinya. Sebuah kerja yang bagaimanapun beratnya jika dikerjakan dengan hati yang riang ini akan membuat beban tersebut akan menjadi terasa ringan, apalagi jka disertai perasaan ikhlas yang tulus ini akan menjadikan hati ini menjadi plong adanya.
Pada akhirnya dengan kerja keras yang kita tekuni selama ini kita telah dapat melihat hasilnya yaitu berupa sebuah karya tulis yang sebenarnya juga adalah hasil dari jerih payah kita sendiri, dan untuk itu bolehlah menikmati tulisan sendiri yang juga atas dorongan serta motivasi untuk dapat menghasilkan apa yang terbaik menurut kita sendiri adalah sebuah berkah yang patut untuk disyukuri. Mudah-mudahan kege,biraan ini dapat berimbas pada penuilis pemula lainnya bahwa keberhasilan seseorang tidak hanya digantungkan melalui angan-angan, tetapi juga harus disertrai kerja yang tidak setengah-setengah akan tetapi harus melalui dan melewati pengorbanan yang cukup panjang dan melelahkan.
Bagaimana menurut anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H