Mohon tunggu...
Ramli AT
Ramli AT Mohon Tunggu... -

Lahir dan tumbuh di Bantimurung, sejauh 39 Km di timur laut pusat Kota Makassar. Sangat menikmati kehidupan di kampungnya yang berdinding deretan bukit karst terjal yang kokoh, dan berpenduduk baik hati. Memudahkan diri berbahagia melalui paduan kerja keras, bersyukur, dan menumbuhkan kegemaran baru yang positif. Meski pun merasa berbakat pas-pasan, tetapi selalu berhasrat menulis untuk berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengintip Debat Bacagub DKI dari Jendela Perpustakaan UI

29 April 2012   22:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:57 1463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lima bakal calon gubernur (bacagub) DKI Jakarta hadir di Plaza Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia di Depok. Mereka mendialogkan visi misi mereka selaku calon gubernur di ibukota negara ini. Sayangnya, pasangan incumbent Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli tidak bisa hadir.

[caption id="attachment_174425" align="aligncenter" width="448" caption="Lima Pasangan Bacagub DKI Jakarta yang sedang mengikuti debat diintip dari atas Plaza Perpustakaan Pusat UI (Foto: Ramli AT)"][/caption]

Saya sendiri kebetulan saja berada di perpustakaan itu untuk suatu keperluan seusai shalat Jumat (27 April) di masjid kampus yang tak jauh dari tempat itu. Ruang perpustakaan yang sedikit kedap suara dari luar – terutama di silent-room di mana saya lebih banyak berada – tidak memungkinkan untuk menyimak dengan baik isi perdebatan. Oleh karenanya, tulisan ini lebih banyak menangkap suasana visual, sejak saya berada di lantai kesatu sampai lantai ketiga perpustakaan yang keseluruhannya berlantai delapan dengan tiga menara itu.

Ketika jarum jam sudah menunjukkan sekitar pukul 15.00, panggung terbuka di halaman Perpustakaan Pusat UI yang menghadap ke danau sudah dipenuhi peserta. Mereka terdiri dari sejumlah undangan dari kalangan tim sukses masing-masing pasangan, pengamat dan akademisi, dan tentu juga kalangan civitas akademika UI sendiri. Sebelum acara debat dimulai, Rektor UI Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri memberi kata sambutan selaku tuan rumah.

[caption id="attachment_174429" align="alignleft" width="270" caption="Faisal Basri bersama tim sedang santai menunggu acara dimulai"]

1335726554325124898
1335726554325124898
[/caption] [caption id="attachment_174432" align="alignright" width="270" caption="Rektor UI sedang berbincang dengan kru TVOne seusai memberi kata sambutan selaku tuan rumah "]
133572674638383207
133572674638383207
[/caption]

Lima bakal calon gubernur yang hadir adalah Joko Widodo bersama bacawagub Basuki Tjahya Purnama, Alex Noordin bersama Nono Sampono, Faisal Basri bersama Biem Benyamin, Hendardji Supandji dengan Ahmad Riza Patria, serta Hidayat Nur Wahid yang hadir tanpa didampingi Didik J. Rachbini. Kabar yang beredar mengatakan bahwa Didik sedang berhalangan hadir karena harus mengikuti acara Wali Amanat Institut Pertanian Bogor di mana dia menjadi ketua. Namun Didik sempat terlihat sekilas berada di antara pengunjung kedai di sekitar perpustakaan sebelum acara dimulai.

Ketika Alfito Deannova yang menjadi host acara ini mengundang mereka ke atas panggung, kelima pasangan spontan mendapat aplaus hadirin. Keadaan terbalik ketika disebut bahwa Fauzi Bowo berhalangan hadir, sebagian hadirin malah mengeluarkan suara “huuuuuu....”.

Mungkin inilah salah satu debat cagub yang bersuasana paling santai yang pernah ada. Lokasinya di ruang terbuka yang berada di depan Plaza Perpustakaan Pusat UI yang megah dan berarsitektur unik, dengan latar belakang danau dan pepohonan yang rimbun. Para pasangan bakal cagub-cawagub pun ketika tiba tampak ikut menikmati suasana ini. Bahkan di sela-sela commercial break, mereka kadang langsung berdiri atau duduk di mana saja. Kursi khusus yang disiapkan panitia untuk tempat istirahat mereka, nyaris tidak mereka sentuh. Bahkan di sela-sela acara, mereka terlihat saling tersenyum, berbincang akrab, bahkan saling berkelakar di sudut-sudut panggung.

[caption id="attachment_174433" align="alignleft" width="270" caption="Suasana sisi timur panggung dilihat dari lantai 3 Perpustakaan UI"]

1335727041412926663
1335727041412926663
[/caption] [caption id="attachment_174437" align="alignright" width="270" caption="Pasangan Joko Widodo - Basuki Tjahya Purnama dan Alex Noordin - Nono Sampono"]
13357276611551441106
13357276611551441106
[/caption]

Meski pun bersuasana santai, tetapi keseriusan acara tetap terjaga. Di babakan awal, tiga panelis secara bergantian terus mencecar dengan sejumlah pertanyaan. Mereka adalah akademisi UI yang menjabat Ketua Program Pascasarjana Ilmu Politik Valina Singka Subekti dan Guru Besar Psikologi Prof. Hamdi Muluk, serta Sutiyoso yang memiliki pengalaman memimpin Jakarta. Debat bahkan tidak hanya terjadi di antara kelima bacagub, tetapi terkadang juga dengan panelis sendiri. Seperti ketika Faisal Basri mengkritik kebijakan gubernur sebelumnya yang dinilainya keliru dalam memecahkan masalah kepadatan dan kemacetan Jakarta.

Bagi Faisal Basri, pembangunan daerah sekitar Jakarta harus didorong untuk bisa menyaingi Jakarta. Dia melihat Jakarta saat ini diarahkan pada pembangunan yang teramat tamak dan rakus. Daerah sekitarnya hanya dijadikan penyangga dan dipaksa mengikuti pembangunan Jakarta. Untuk itu, ke depan, pembangunan tata ruang di Jakarta harus dimulai dari penataan manusianya. Tentu saja pendapat Faisal Basri langsung ditanggapi juga oleh Sutiyoso yang sangat yakin dengan konsep megapolitan itu.

[caption id="attachment_174438" align="alignleft" width="270" caption="Bacagub Hidayat Nur Wahid dan Faisal Basri - Biem Benyamin"]

13357277752114730014
13357277752114730014
[/caption] [caption id="attachment_174439" align="alignright" width="270" caption="Pasangan Bacagub & Bacawagub Hendardji Supandji - Riza Patria bersama bakal calon lainnya sedang asyik mengamati lingkungan sekitar perpustakaan"]
13357279141840567794
13357279141840567794
[/caption]

Joko Widodo sendiri lebih melihat kelemahan selama ini pada tataran implementasi. Baginya, konsep yang ada sudah cukup bagus. Hanya diperlukan pemimpin yang konsisten dan mau menjalankannya.

Pandangan berbeda juga datang dari Hidayat Nur Wahid. Baginya, pemerintah DKI sudah semestinya mulai memikirkan untuk tidak hanya menginvestasikan APBD-nya di Jakarta, tetapi mulai membagi “gula” itu ke daerah lain. Dengan begitu, tidak semua orang harus datang ke Jakarta dan membikin sesak kota ini. Pandangan Hidayat ini juga menuai reaksi Sutiyoso yang mempertanyakan kewenangan dan kepatutan gubernur menginvestasikan APBD-nya di daerah lain. Tapi bagi Hidayat, disitulah dibutuhkan pemimpin yang mampu mengkomunikasikan kebijakannya dengan daerah lain dan pemerintah pusat, dan tentu saja investasi itu harus dihitung manfaatnya bagi masing-masing daerah.

[caption id="attachment_174442" align="alignleft" width="270" caption="Sebagian orang mengikuti jalannya debat dari balik kaca kafe perpustakaan sambil menikmati kopi hangat"]

13357282171884499665
13357282171884499665
[/caption] [caption id="attachment_174444" align="alignright" width="270" caption="Pada setiap commercial break senantiasa dimanfaatkan untuk duduk santai dan berbincang hangat. Tampak Hidayat Nur Wahid di antara peserta lain"]
13357284682085313516
13357284682085313516
[/caption]

Memasuki babakan akhir, mendung yang mulai tampak di pertengahan acara tiba-tiba berubah gerimis. Tentu saja, hujan yang tidak diantisipasi sebelumnya ini membikin pengarah acara kebingungan. Jadilah istirahat sela dibiarkan berlama-lama untuk mengatur ulang panggung dan melindungi peralatan dari hujan. Beberapa panitia dan anggota tim sukses sibuk mengatur payung ke para pasangan cagub, tapi tampaknya mereka lebih suka duduk santai sambil mencari celah rerimbunan daun yang tak begitu banyak terkena air hujan.

Dalam suasana gerimis yang kembali menipis, saya masih sempat mengintip lewat jendela bagaimana debat diakhiri di tengah-tengah lingkaran panggung yang menyerupai baskom itu. Berikut beberapa foto lainnya yang merupakan hasil intipan dari kejauhan, yang sayang jika dibuang. (Naskah & foto: Muhammad Ramli AT) [caption id="attachment_174445" align="alignleft" width="270" caption="Panelis: Hamdi Muluk, Valina Singka Subekti, dan Sutiyoso"]

1335728819415643419
1335728819415643419
[/caption] [caption id="attachment_174446" align="alignright" width="270" caption="Sang pemandu acara"]
1335728960247099238
1335728960247099238
[/caption] [caption id="attachment_174448" align="alignright" width="270" caption="Danau dan gedung di sekelilingnya yang menjadi latar belakang"]
13357292561874546015
13357292561874546015
[/caption] [caption id="attachment_174447" align="alignleft" width="270" caption="Jokowi di antara peserta"]
1335729153976586856
1335729153976586856
[/caption] [caption id="attachment_174452" align="alignleft" width="270" caption="Para Bacagub DKI yang rata-rata sudah sangat populer di masyarakat ini tetap bersemangat di bawah gerimis, dan menjadi incaran wartawan foto"]
1335729688497555352
1335729688497555352
[/caption] [caption id="attachment_174453" align="alignright" width="270" caption="Acara pun ditutup saat gerimis di dasar panggung terbuka yang menyerupai kolam ini"]
13357298421474344865
13357298421474344865
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun