Mohon tunggu...
Muhammad Khairil
Muhammad Khairil Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis | Alumni Sastra Jawa UI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Damai

16 Februari 2011   03:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bicara kebenaran tak akan ada habisnya. Benar bagi manusia itu relatif. Perlu penyamaan pola pikir. Namun, kebenaran yang seau diserttai kekerasan bukanlah sebuah kebenaran. Bagi saya, kebenaran ialah sikap yang dilandasi kedamaian dan perbuatan cinta kasih.

Kelakuan rakyat negeri ini yang selalu saja rusuh dalam menghadapi berbagai isu bukanlah kebenaran dengan damai. Rakyat Indonesia selau punya kelakuan yang sama, brutal dan selalu menyalahkan orang lain. Brutal, ketika menghadapi sebuah masalah sepele atau besar. Menyalahkan orang lain, jika melihat ada sesuatu yang beres.

Contoh, sikap orang-orang yang katanya Islam kepada kaum Ahmadiyah. Kalau semisal mereka merasa Islam, seharusnya mendatangi Ahmadiyah dengan damai dan berdialog, bukan dengan kekerasan. Lalu, ketika bulan Ramadhan, sebagai orang Islam seharusnya tidak melakukan razia warung yang buka di bulan Ramadhan. Karena, negara Indonesia bukan negara Islam, masih banyak rakyatnya yang non muslim butuh makan dan minum. Kalau alasannya lebih banyak orang Islam yang makan di warung ketika bulan Ramadhan, maka itu urusan dia dengan Allah, bukan urusan kita. Harus bisa mengurus urusan masing-masing.

Contoh lain dari sikap menyalahkan orang lain ialah mahasiswa yang berdemo hanya menyalahkan ketidak berhasilan pemerintah. Seharusnya mereka lah yang menjadi tumpuan keberhasilan bangsa ini. Mereka adalah penerus bangsa, bukan tukang demo.

Katanya bangsa Indonesia memiliki moral? Namun yang terlihat adalah kelakuan barbar dan tak berotak. Mestinya negara ini tidak menggunakan sistem presidensial, tapi kerajaan nusantara saja. Biar mereka yang selalu berlaku kejam dan keji dapat sadar, bahwa Indonesia bukan negara Islam, hanya saja mayoritas Islam. Hanya orang-orang tak punya akal yang menganggap Indonesia negara Islam. Dasar dari salah pahamnya pola pikir Indonesia sama dengan negara Islam ialah lepasnya budaya lokal dari kehidupan rakyatnya. Jadi, bagi yang muslim, mereka adalah muslim dengan budaya Arab bukan budaya Islam. Budaya Islam yang sebenarnya ialah Budaya Lokal yang diperkaya dengan ajaran-ajaran Islam.

Pemuda negeri ini harus ditatar dan diluruskan pola pikirnya. Seharusnya mereka lebih banyak berbuat, ketimbang menyalahkan dan berbuat keji. Belajar menghargai, menjaga, dan berbuat kedamaian. Kalau mau menyalahkan orang lain, lihat diri sendiri dulu, sudah benar atau belum? Kalau belum, malu dan belajar lagi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun