Mohon tunggu...
Muhammad Agung Buono
Muhammad Agung Buono Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UNY yang berusaha menjadi muslim yang bertakwa pada Alloh, bangsa dan negara. Berprinsip "fastabiqul khoirot" berlomba- lomba dalam kebaikan dan takwa untuk semesta alam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Veteran Marhen yang Cinta Tanah Air

7 Mei 2013   14:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:57 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Veteran Marhaen: Bah....ide barat lagi....ide asing lagi

Mahasiswa: untuk kemajuan bangsa dan negara kita perlu belajar dari negara lain

Marhaen: coba apa yang kamu dapat

(diskusi berlanjut dan dengan penuh semangat penulis menjelaskan ide-ide asing yang canggih dan modern)

Marhaen: Hanya segitu saja.........itu semua juga ada di negara kita

Mahasiswa: masa?? itu semua kan ide luar yang asing

Marhaen: Anda kurang paham tentang negeri Anda sendiri bagaimana mungkin bisa paham. Semua ide itu bahkan ada pada jati diri bangsa Indonesia. Semua ini telah ada dalam segenap pemikiran orang-orang Indonesia. Hanya kamu yang tidak tahu.

Mahasiswa: Aku itu bodoh dan tidak cinta tanah air ya?

Marhaen: bukan begitu. Saya sama sekali tidak menyelahkan Anda. Tentu boleh belajar ide asing. Tapi satu hal. Jangan pernah lupa kalau kamu orang Indonesia

Mahasiswa: ...................

Marhaen: mengapa Anda tidak pernah mau mempelajari wayang, macapatan, seni dan budaya tradisional jawa?

Mahasiswa: tiada berguna dan buang-buang waktu

Marhaen: itulah mengapa Anda begitu membosankan dan tidak romantis.Kelak jika engkau jatuh cinta pada seorang gadis kamu akan paham

Mahasiswa: (omongan yang terlalu melebar tidak koheren dan kohesiv, dasar orang marhaen)

Akhirnya penulis membuktikan sendiri dan apa yang dikatakan orang Marhaen itu banyak benarnya. Penulis merasa malu karena penulis belajar di kota besar, sedangkan orang Marhaen itu hanya orang desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun