"Mengapa Saya Percaya Kepada Islam" artikel aslinya adalah dalam bahasa Inggris dengan judul "Why I Believe in Islam" yang saya ambil dari situs http://www.alislam.org/library/why_islam.html. Tulisan karya Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ini menurut saya sangat luar biasa, singkat, padat dan komprehensif. Saya belum pernah menemukan tulisan sebanding yang seperti ini yang menjelaskan apa dan bagaimana ISLAM dengan singkat, padat dan menggairahkan kalbu serta pikiran. Untuk itulah saya ingin berbagi dengan menerjemahkan tulisan tersebut. Selamat menikmati.
MENGAPA SAYA PERCAYA KEPADA ISLAM?
Berikut ini adalah intisari tulisan Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, khalifah ke 2 dari Al-Masih yang Dijanjikan (Masih Mau'ud) dan Mahdi, pendiri Gerakan Ahmadiyah dalam Islam.
Saya diminta untuk menyatakan mengapa saya percaya agama Islam. Ketika pertanyaan ini ditanyakan pada diri saya sendiri, jawaban yang ada adalah, untuk alasan yang sama mengapa saya percaya pada hal-hal lainnya, sebab itu semua adalah kebenaran. Jawaban yang lebih rinci menurut pendapat saya adalah doktrin utama dari semua agama adalah keberadaan Tuhan dan hubungan manusia dengan Dia, jadi agama yang sejati adalah yang dapat mewujudkan suatu hubungan hakiki antara Tuhan dengan manusia, dan adanya kebenaran atas suatu keyakinan adalah benar-benar merupakan suatu alasan yang berharga untuk mempercayai kebenaran.
Islam menyatakan bahwa Pencipta alam semesta ini adalah Tuhan yang hidup dan Dia menyatakan diri-Nya kepada makhluk-Nya pada zaman ini dengan cara yang sama sebagaimana Dia telah menyatakan diri-Nya di masa lalu. Pernyataan ini dapat diuji dengan dua cara. Tuhan memanifestasikan tanda-tanda-Nya secara langsung kepada orang yang mencari diri-Nya, atau orang yang mencari-Nya mungkin dapat mempercayai Tuhan dengan mempelajari kehidupan seseorang dimana Tuhan telah menyatakan diri-Nya kepadanya. Atas karunia Tuhan, saya menjadi salah satu dari orang-orang yang kepada mereka Tuhan menyatakan diri-Nya di banyak peristiwa dengan suatu cara yang menakjubkan. Saya tidak lagi memerlukan alasan untuk mempercayai kebenaran Islam dibandingkan dengan kebenaran yang telah saya alami dalam diri saya sendiri.
Untuk kepentingan orang-orang yang tidak memiliki pengalaman yang sama seperti saya, bagaimanapun juga, akan saya berikan tambahan dari pengalaman saya yang menjadi sebab kepercayaan saya kepada Islam.
PERTAMA, saya percaya Islam karena Islam tidak memaksa saya untuk menerima semua hal yang disebut otoritas agama semata, tetapi Islam dilengkapi dengan argumentasi yang meyakinkan untuk mendukung doktrin-doktrinnya. Keberadaan Tuhan serta perwujudan sifat-sifat-Nya, malaikat-malaikat-Nya, shalat serta pengaruhnya, ketentuan-ketentuan Ilahi dan ruang lingkupnya, ibadah dan perlunya ibadah, Hukum Ilahi dan manfaatnya, wahyu dan pentingnya wahyu, kebangkitan dan kehidupan setelah mati, surga dan neraka - berkenaan dengan semua hal itu, Islam telah memberikan penjelasan rinci dan telah menampilkan kebenarannya dengan argumentasi yang kuat demi kepuasan rohani manusia. Islam tidak hanya memberikan keyakinan kepada saya, tapi juga memuaskan intelektualitas saya dengan pengetahuan yang pasti untuk mengakui perlunya agama.
KEDUA, saya mempercayai Islam karena Islam tidak didasarkan pada pengalaman orang-orang yang telah wafat, melainkan Islam mengundang setiap orang kepada pengalamannya sendiri sebagaimana yang Islam ajarkan dan janjikan. Islam menyatakan bahwa setiap kebenaran dapat, dalam beberapa cara atau dengan cara lainnya, diuji di dunia ini, dan oleh sebab itu senantiasa memuaskan alasan saya.
KETIGA, saya mempercayai Islam karena Islam mengajarkan bahwa tidak ada pertentangan antara firman Tuhan dan pekerjaan (sunnah) Tuhan, dan Islam selanjutnya menyelesaikan pertentangan yang diduga ada di antara ilmu pengetahuan dan agama. Islam tidak meminta saya untuk mengabaikan hukum-hukum alam serta mempercayai hal-hal yang bertentangan dengan hukum alam. Kebalikannya, Islam mendesak saya untuk mempelajari hukum-hukum alam dan mengambil manfaat darinya. Islam mengajarkan saya bahwa sebagaimana adanya wahyu yang datang dari Tuhan Sang Pencipta alam semesta, di sana tidak terdapat pertentangan antara apa yang Dia kerjakan dengan apa yang Dia firmankan. Islam mengajak saya untuk mengerti kalam-Nya untuk memahami pekerjaan-Nya, dengan menyadari arti sunnah-Nya untuk mempelajari kalam-Nya dengan demikian dapat memuaskan hasrat intelektual saya.
KEEMPAT, saya mempercayai Islam karena Islam tidak mencoba untuk menghilangkan keinginan alami saya melainkan mengajak keinginan itu pada jalur yang benar. Islam tidak membuat saya menjadi sebuah batu karena meninggalkan keinginan-keinginan itu dengan bebas tanpa kendali sehingga menjadikan saya seperti seekor binatang, namun seperti halnya pakar irigasi yang memanfaatkan air yang tak terkendali menjadi mengalir pada saluran irigasi sehingga membawa kesuburan pada tanah yang gersang, demikian pula dengan Islam mengubah keinginan-keinginan alami saya menjadi terkendali dengan baik dan menuntun saya kepada kualitas moral yang tinggi.
Islam tidak mengatakan kepada saya bahwa: Tuhan telah memberi kamu hati yang penuh cinta tetapi melarang kamu memilih teman hidup, atau Dia telah memberkati kamu dengan cita rasa dan kemampuan menghargai makanan yang baik, namun melarang kamu untuk memakan makanan itu. Sebaliknya, Islam mengajarkan saya untuk mencintai dengan cara yang layak dan alami yang dapat menjamin secara terus-menerus semua amal perbuatan saya melalui keturunan saya. Islam membolehkan saya menggunakan makanan yang baik dalam batas-batas yang wajar, agar tidak makan berlebihan dan membuat tetangga saya kelaparan. Dengan mengubah keinginan alamiah saya kepada kualitas moral yang tinggi, Islam memuaskan sifat kemanusiaan saya.