Mohon tunggu...
Lysni Alijah
Lysni Alijah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/ Politeknik Negeri Jakarta

Belajar untuk Berdampak, Menulis untuk Mengingat!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

5 Strategi Investasi Jangka Panjang, Biar Aman dan Untung!

7 Juni 2024   18:37 Diperbarui: 7 Juni 2024   19:07 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rumah (Sumber Gambar: Pexels.com/ Binyamin Mellish)

1. Tentukan Tujuan Investasi kamu

Ilustrasi Rumah (Sumber Gambar: Pexels.com/ Binyamin Mellish)
Ilustrasi Rumah (Sumber Gambar: Pexels.com/ Binyamin Mellish)

Apakah tujuan investasi kamu untuk membeli sebuah rumah dalam beberapa tahun kedepan? Atau kamu ingin menabung untuk dana pensiun saat kamu tua nanti? 

Bisa jadi juga tujuan investasi kamu untuk mengumpulkan aset yang cukup demi kenyamanan hidup dan pendidikan anak-anak kamu?

Tujuan investasi bisa menjadi faktor pendorong yang akan membuat kamu konsisten berinvestasi. Dengan adanya tujuan yang jelas, kamu jadi tahu nih di setiap periodenya berapa banyak uang yang harus kamu investasikan dan dalam jangka waktu berapa lama.

Selain itu, dengan adanya target, kamu jadi bisa menentukan instrumen investasi yang paling  membantu kamu untuk mencapai targetmu tersebut. 

Bisa saja target yang kamu miliki mengharuskan kamu untuk berinvestasi pada produk investasi yang menghasilkan pendapatan tetap seperti obligasi pendapatan tetap, atau tujuan kamu tersebut ternyata membutuhkan pendekatan investasi yang lebih aggressive misalnya dengan investasi pada saham. Apa pun tujuan kamu, cara investasi dengan diversifikasi sangat direkomondasikan.

2. Ketahui toleransi risiko kamu

Ilustrasi Volatilitas Pasar Keuangan (Sumber Gambar: Pexels.com/Anna Nekrashevich)
Ilustrasi Volatilitas Pasar Keuangan (Sumber Gambar: Pexels.com/Anna Nekrashevich)

Kira-kira jika pasar keuangan sedang jelek, berapa banyak kehilangan uang yang bisa kamu toleransi? Kamu harus mengetahui risiko toleransi kamu sendiri karena prinsip dasar dan utama dalam berinvestasi adalah "gunakan uang dingin". 

Uang dingin di sini maksudnya uang  yang tidak kamu gunakan untuk apa pun, kemungkinan terburuknya jika uang ini hilang, kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup kamu.

Misalnya penghasilan kamu masih terbatas dan kamu masih harus menabung untuk dana darurat, jadi kamu tidak rela uang kamu berkurang sedikit pun. 

Di sisi lain kamu tidak memiliki  waktu untuk  selalu memeriksa fluktuasi saham atau bahkan ilmu kamu tentang investasi masih belum cukup. 

Nah, di kondisi seperti ini kemungkinan kamu adalah tipe investor yang konservatif di mana toleransi kamu terhadap risiko kehilangan uang masih tergolong kecil, sehingga sebaiknya kamu memilih reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap       untuk tujuan investasi jangka pendek sampai jangka menengah.

Namun, jika tujuan investasi kamu adalah jangka panjang kamu bisa melirik obligasi atau surat utang negara lainnya, kelebihan dari surat utang negara dengan fixed rate adalah kupon yang kamu dapatkan setiap bulannya akan sama jumlahnya sekalipun pasar keuangan sedang jelek. 

Sedanghkan jika kamu memilih surat utang negara dengan floating rate, kamu bisa saja mendapatkan bunga yang lebih tinggi di satu periode dan bunga yang rendah di periode lainnya, namun tetap ada ambang batas minimum bunga yang akan kamu terima sekalipun pasar sedang terpuruk sehingga kamu tetap tidak akan rugi.

Ada juga tipe investor yang moderate di mana toleransi risikonya sudah lebih besar daripada  investor konservatif, namun belum sebesar toleransi risiko investor aggressive. Jika uang dingin kamu sudah banya, ilmu investasi kamu semakin meningkat, kamu bisa naik level ke golongan investor aggressive.

3. Keseimbangan merupakan prinsip investasi yang wajib!

Ilustrasi Diversifikasi Instrumen Invetsasi (Sumber Gambar: Pexels.com/ Tima Miroshnichenko)
Ilustrasi Diversifikasi Instrumen Invetsasi (Sumber Gambar: Pexels.com/ Tima Miroshnichenko)

Cara mencapai keseimbangan dalam berinvestasi adalah dengan melakukan diversifikasi, jangan letakkan seluruh telur mu ke dalam satu keranjang! 

Strategi ini sudah diterapkan oleh banyak investor, tujuannya adalah untuk menyebarkan risiko mereka ke berbagai instrumen dan pasar yang lebih luas sehingga risiko bisa diminimalisir dan di sisi lain membuat portofolio memiliki lebih banyak sumber potensial imbal hasil. 

Misalnya, jika suatu segmen portofolio kamu memiliki kinerja yang buruk atau rugi, maka masih berpotensi segmen investasi kamu yang lain mengalami keuntungan. Idelanya, portofolio yang terdiversifikasi dapat memberi kamu berbagai peluang pertumbuhan dengan lindung nilai bawaan.

4. Jadilah fleksibel dengan strategi investasi yang kamu jalankan!

Ilustrasi Mengelola Investasi (Sumber Gambar: Pexels.com/ Tima Miroshnichenko)
Ilustrasi Mengelola Investasi (Sumber Gambar: Pexels.com/ Tima Miroshnichenko)

Tidak ada pendekatan, strategi, atau prinsip investasi yang paling tepat untuk berbagai kondisi pasar keuangan yang sangat dinamis. Ada saatnya kamu perlu mempertimbangkan untuk mengubah strategi portofolio yang sudah kamu miliki. 

Bukan berarti kamu harus mengubah strategi investasi jangka panjang kamu terlalu cepat atau terlalu sering. Namun, bukan berarti kamu harus tetap keras kepala, berpegang teguh pada strategi investasi yang sudah jelas-jelas tidak berhasil.

Meskipun sulit untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara investasi jangka panjang dan fleksibilitas jangka pendek. Namun, mempertanyakan asumsi, ide, dan strategi investasi kamu dapat membantu kamu lebih memahami apa yang kamu lakukan, bagaimana kamu melakukannya, dan apalagi yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan portofolio kamu.

5. Tidak perlu overthingking terhadap volatilitas pasar keuangan!

Ilustrasi Melihat Fluktuasi Saham (Sumber Gambar: Pexels.com/ Artem Podrez)
Ilustrasi Melihat Fluktuasi Saham (Sumber Gambar: Pexels.com/ Artem Podrez)

Jika jangka waktu investasi kamu puluhan tahun, apa pun yang terjadi di pasar hari ini, minggu ini, beberapa bulan ke depan, atau bahkan beberapa tahun mendatang tidak akan berdampak negatif pada imbal hasil investasi jangka panjang kamu. Tentu saja, jika pasar mundur dalam jangka waktu lama, dolar-cost averaging, atau rebalancing dapat membantu ketika pasar akhirnya pulih kembali.

Ketika volatilitas pasar keuangan naik ke level yang tinggi, pergerakan harga seperti itu bisa membuat investor takut. Namun, jika kamu memiliki tujuan beberapa tahun atau dekade ke depan, apa yang terjadi hari ini tidak terlalu penting bagi kamu. 

Sebagai gambaran, bear market terpanjang dalam sejarah AS, menurut data FactSet, berlangsung selama tiga tahun, dari tahun 1946 hingga 1949. Rata-rata bear market dari tahun 1940-an hingga sekarang berlangsung sekitar 14 bulan.

Sebaliknya, secara historis, pasar bullish telah berlangsung lebih lama dan naik lebih tinggi daripada pasar bearish yang mengalami penurunan. Hal ini tidak menjamin bahwa kenaikan atau penurunan pada masa depan akan tetap berada dalam kisaran ini, tetapi dapat menambah perspektif tentang sifat fluktuasi pasar.

Pasar naik dan turun, ekonomi berkembang dan surut, dan pergerakan pasar keuangan melonjak dan jatuh. Jika tujuan keuangan kamu masih bertahun-tahun atau puluhan tahun lagi, apa yang terjadi di pasar saat ini seharusnya tidak membuat kamu menjual atau membeli berdasarkan dorongan hati, yang dianggap sebagai skenario ketakutan dan keserakahan klasik. 

Singkatnya, jangan biarkan volatilitas jangka pendek memengaruhi kamu untuk bertindak. Kepala yang lebih dingin sering kali menang.

Kesimpulannya, ketahui untuk apa kamu berinvestasi, ketahui batas zona nyaman keuangan kamu, sebarkan prospek keuangan kamu ke dalam keranjang yang berbeda, sesekali pertanyakan ide dan pendekatan investasi kamu, dan jangan biarkan fluktuasi mengalihkan perhatian kamu dari tujuan investasi jangka panjang kamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun