Mohon tunggu...
salisa aminia
salisa aminia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Mahasiswa Membangun Desa (MMD) adalah salah satu bentuk kegiatan Pengabdian Kepada masyarakat Perguruan Tinggi secara umum sebagaimana dinyatakan dalam UU Nomor 12 tahun 2012, yaitu merupakan kegiatan sivitas akademika dalam mengamalkan dan membudayakan ilmu, pengetahuan, teknologi untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa MMD Sulap Pekarangan Rumah Menjadi Lahan Berguna

10 Agustus 2024   22:20 Diperbarui: 14 Agustus 2024   16:14 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi MMD Kelompok 10 Desa Sidodadi, Lawang  (Dokpri)

Lahan pekarangan yang umum dijumpai di depan maupun di samping rumah merupakan lingkungan fisik berupa daratan yang dapat diukur luasnya. Lahan pekarangan yang luas dapat dimanfaatkan dengan menanam berbagai jenis tanaman. Salah satu tanaman rempah-rempah khas Indonesia yaitu Tanaman Obat Keluarga yang memiliki beragam khasiat. Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Kelompok 10 Desa Sidodadi Kecamatan Lawang, berinisiatif memberdayakan anggota Ibu-Ibu PKK Dusun Krajan mengangkat tema SDGs: Desa Sehat dan Sejahtera. Rangkaian kegiatan mengubah lahan pekarangan yang gersang dan tidak terawat disulap menjadi lahan yang memiliki nilai guna maupun estetika. 

Dokumentasi Pembuatan Biopori  (Dokpri)
Dokumentasi Pembuatan Biopori  (Dokpri)

                                                                                                  Dokumentasi Penanaman TOGA  (Dokpri)


TANAMAN OBAT KELUARGA
Bertepatan dengan diadakannya lomba 17 Agustus memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, mahasiswa MMD Kelompok 10 berdiskusi dengan Ibu-Ibu PKK setempat untuk bermusyawarah ingin mengubah pekarangan yang tadinya dibiarkan kosong, menjadi lahan yang dapat menghasilkan suatu produk. Salah satu solusi yang dapat diterapkan yaitu menanam bibit tanaman TOGA. Berbagai macam tanaman TOGA yang dapat ditanam di lahan pekarangan yang luas maupun sempit, seperti stevia, daun kare, paper mint, coklat mint, bunga telang, jahe, kencur, kumis kucing, lidah buaya, dan mint. Meninjau banyaknya pabrik yang berada di Desa Sidodadi, tanaman TOGA diharapkan mampu bermanfaat mengatasi berbagai macam penyakit keluarga. Menanam tanaman TOGA sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.

Dokumentasi Pembuatan Biopori  (Dokpri)
Dokumentasi Pembuatan Biopori  (Dokpri)

PEMBUATAN BIOPORI
Selain penanaman TOGA di lahan pekarangan, hal yang tak kalah pentingnya adalah membuat lubang resapan biopori. Pemasangan biopori sebagai solusi untuk mencegah terjadinya genangan di sekitar lahan penanaman TOGA akibat dari kurangnya infiltrasi dan pembuangan air pada sekitar lahan. Biopori juga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman TOGA karena menghasilkan kompos yang dapat digunakan kembali. Banyaknya sampah organik yang dibiarkan begitu saja menjadi peluang besar untuk produk kompos bernilai guna. Pembuatan biopori selain menghasilkan kompos, juga mampu menggerakkan mikroorganisme tanah dalam penyuburan tanaman sekitar. Meskipun hanya tanaman TOGA, tetapi tidak terjadi adanya genangan air yang dapat merusak pertumbuhan tanaman karena air akan langsung menuju ke bawah lapisan tanah.  

Dokumentasi Pembuatan Plang Tanaman  (Dokpri)
Dokumentasi Pembuatan Plang Tanaman  (Dokpri)

TATA LETAK PENANAMAN TOGA, PEMBUATAN PLANG, SERTA PEMBERIAN CARA PERAWATAN MELALUI KODE QR
Setelah berbagai upaya lahan dilakukan, tentunya lahan memerlukan perawatan. Dimulai dari pemberian plang nama tanaman TOGA yang sudah ditanam dan pemberian QR code masing-masing cara perawatan yang tepat untuk tanaman tersebut. Setelah dilakukan uji coba, banyak dari Ibu-Ibu PKK yang awalnya tidak mengetahui cara perawatan tanaman TOGA secara detail, kini menjadi lebih mudah berkat informasi yang diberikan dalam QR code tersebut. Perasaan senang dari Mahasiswa MMD dan Ibu-Ibu PKK setempat setelah menyulap lahan pekarangan menjadi lebih indah, bersih, bahkan kini mampu mendatangkan berbagai kebermanfaatan.
Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi pelopor tergeraknya kesadaran masyarakat untuk mengubah lahan yang tadinya tidak bermanfaat menjadi lahan yang dapat memproduksi berbagai macam obat keluarga dan kompos dengan perawatan tanaman yang mudah dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun