Mohon tunggu...
Theodorus E.K
Theodorus E.K Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Perkembangan Anak Butuh Stimulasi?

16 Februari 2011   14:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:32 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak sehat dan cerdas merupakan impian dari setiap orang tua. Tetapi apakah secara otomatis anak yang terlahir secara otomatis akan langsug sehat dan cerdas?, lalu bagaimana agar anak bisa sehat dan cerdas?. Anak memiliki ciri khusus yakni selalu berkembang dan bertumbuh sejak konsepsi hingga masa remaja. Pertumbuhan ini akan sangat berpengaruh pada kehidupan mereka pada masa mendatang. Mulai pada masa-masa prenatal (dalam kandungan) dan pada tahun-tahun awal pasca natal/infancy (bayi) merupakan titik rawan atas perkembangan dari sang anak. Sejak dalam kandungan sang anak akan memperoleh rangsangan (stimulus) dari lingkungan janin yang sangat peka atas otak janin tersebut. Perkembangan dari si janin sangat pesat sehingga perlu adanya perhatian khusus untuk menghindari pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin. Maka stimulus yang dapat diberikan adalah Menjaga kodisi dari sang ibu agar kesehatannya terjaga baik secara fisik maupun psikologi seperti pemeriksaan secara rutin dan hindarikan sang ibu dari pekerjaan yang cukup berat. Tetapi bukan sang ibu saja yang memberikan stimulus melainkan dari sang ayah misalnya Melantunkan doa harian agar bayi semakin tenang, Mendengarkan musik bersama-sama janin (di trimester kedua system pendengaran janin telah berfungsi lebih baik), berbicara selama beberapa saat dengan janin anda, misalnya menyapa janin sepulang bekerja,  memberikan sentuhan pada janin terutama saat janin mulai bias memberikan respon (biasanya diakhir trimester kedua) dan menenangkan jika janin bergerak terlalu aktif. Masa-masa Infacy (masa bayi) umur 0-12 bulan merupakan titik awal bagi perkembangan fisik dan motoriknya. Dalam masa ini anak akan mengalami perkembangan funsi dari organ-organnya. Antara lain:  (Umur 0-3 bulan)  Mengangkat kepala setinggi 45 derajat, menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah, melihat dan menatap wajah anda, mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh, gambar, suka tertawa keras, bereaksi terkejut terhadap suara keras, membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum, mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran. (Umur 3-6 bulan) Berbalik dari telungkup ke telentang, mengangkat kepala setinggi 90 derajat, mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil, menggenggam pensil, meraih benda yang ada dalam jangkauannya, memegang tangannya sendiri, berusaha memperluas pandangan, mengarahkan matanya pada benda-benda kecil, mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik, tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri. (Umur 6-9 bulan) duduk (sikap tripoid – sendiri), belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan, merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya, memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan, memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup, bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada,tatatata, mencari mainan/benda yang dijatuhkan, bermain tepuk tangan/ciluk ba, bergembira dengan melempar benda, makan kue sendiri. (Umur 9-12 bulan)  Mengangkat badannya ke posisi berdiri. Sehingga dari sinilah kita dapat memantau atas perkembangan anak. Stimulasi perkembangan otak dan kecerdasannya dilakukan dengan pemberian ASI exklusif bagi anak yang berusia antara 0-6 bulan secara penuh. Diperkenankan juga makanan pendamping ASI bagi anak sesuai dengan umurnya, imunisasi dan pola asuh yang sesuai. Pada masa ini kontak antara ibu dan anak terjalin sehingga peran ibu sangat mencolok disini. Setelahnya anak mulai berkembang dimasa balita (childhood). Pada masa ini pertumbuhan anak ditandai dengan perkembangan fisik, emosi, koqnitif dan psikososialnya. Dengan pemberian stimulasi gizi dan nutrisi yang cukup membuat sang anak akan tumbuh lebih besar. kemampuan gerak (motorik) anakpun bertambah. Gerak motorik anak sampai dengan gerakan motorik yang halus. Stimulus yang diberikan adalah kesempatan anak belajar dan berlatih seperti kemampuan menulis, menggunting dan menyusun balok merupakan contoh geraka motorik halus.  Secara emosional anak belajar merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Perkembangan emosi ini berkembang sesuai dengan impuls yang diterimanya. Sehingga stimulus yang diberikan adalah pemberian perhatian yang lebih atas anak, sikap lembut dan penuh kasih sayang. Dalam aspek kognitif anak akan berkembang kearah yang lebih konkrit, rasional dan obyektif. Daya ingatnya meningkat, mampu berfikir kritis, lebih kreatif dan berkembang dalam penggunaan bahasa menjadi tanda perkembangan selanjutnya. Stimulus yang dapat diberikan adalah akan perhatian orang tua dalam membantu memahami obyek-obyek atau peristiwa secara nyata atau konkret. Sang anak pun mulai untuk belajar bersosialisasi. Anak di stimulasi untuk menaati peraturan-peraturan yang berlaku, kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima dan belajar untuk bersaing (kompetitif), dalam hal ini identifikasi dilakukan oleh lingkungan di luar keluarganya sehigga orang tua memberikan perhatian khusus akan perkembangan hubungannya dengan lingkungan. Maka dari sinilah bisa dilihat bahwa stimulus sangat diperlukan bagi perkembangan anak. Kurangnya stimulus akan mengakibatkan beberapa gejala pada anak seperti: gangguan berbicara, perawakan pendek,  gangguan autis, sindorm down, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) dan lain sebagainya. Sehingga kita sebagai orang tua memang seharusnya memberikan perhatian lebih kepada si anak dan sudah menjadi tugas kita akan tumbuh kembang mereka, memberikan yang terbaik bagi buah hati tercinta. (T)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun