Pendahuluan
Sosiologi dan antropologi adalah dua disiplin ilmu yang mempunyai tujuan yang berbeda, namun saling melengkapi dalam bidang manusia dan masyarakat. Sosiologi menempatkan lebih penting pada studi tentang struktur sosial, hubungan antara individu dan pola interaksi dalam masyarakat. Pada saat yang sama, antropologi berfokus pada studi tentang budaya, tradisi, dan keanekaragaman manusia dalam berbagai konteks dan sejarah. Dalam penelitian, kedua bidang ini menawarkan pendekatan dan teori yang sangat untuk menganalisis fenomena sosial, baik dari sudut pandang makro maupun mikro. Essay ini akan membahas secara mendalam pendekatan dan penelitian dalam sosiologi dan antropologi serta penerapannya.
Pembahasan
- Pendekatan dalam Sosiologi
Pendekatan dalam sosiologi mencerminkan perspektif yang digunakan untuk memahami masyarakat dan model-model sosial yang ada di dalamnya. Beberapa pendekatan utama yang sering digunakan yaitu konflik, interaksionisme simbolik, dan postmodernisme. Pendekatan fungsionalis, yang dikembangkan oleh mile Durkheim, menganggap masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung. Setiap bagian mempunyai fungsi tertentu yang berkontribusi terhadap stabilitas dan ketertiban sosial. Misalnya lembaga seperti keluarga, pendidikan dan agama yang dianggap berperan penting dalam membentuk perilaku individu dan memelihara sosial. Dalam penelitian pendekatan ini sering digunakan untuk memahami struktur sosial yang saling mendukung untuk menciptakan harmoni. Misalnya, peneliti dapat menganalisis bagaimana sistem membantu mempersiapkan individu untuk berkontribusi pada perekonomian masyarakat.
Di sisi lain, pendekatan konfliktual menyoroti adanya kesenjangan perebutan kekuasaan di masyarakat. Dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx, pendekatan ini masyarakat sebagai arena konflik antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang bertentangan, seperti kelas pekerja dan pihak kapital. Penelitian yang menggunakan pendekatan ini sering kali berfokus pada isu-isu seperti ketidakadilan sosial, kesenjangan ekonomi, dan diskriminasi. Misalnya, seorang peneliti mungkin meneliti bagaimana distribusi kekayaan menciptakan perbedaan akses terhadap pendidikan kesehatan.
 Pendekatan interaksionis simbolik, yang dipopulerkan oleh George Herbert Mead dan Blumer, berfokus pada interaksi sosial individu dan makna yang dihasilkan oleh simbol.Pendekatan ini khususnya dalam penelitian mikro untuk memahami dinamika interpersonal dan proses pembentukan identitas. Misalnya, seorang peneliti dapat menggunakan pendekatan ini untuk mengetahui bagaimana simbol-simbol tertentu, seperti pakaian atau pakaian digunakan untuk membangun status sosial pada seseorang tertentu.
Pendekatan postmodernis menolak generalisasi atau narasi besar dalam memahami masyarakat. Pendekatan ini menekankan pentingnya pluralitas, keberagaman dan subjektivitas dalam memahami fenomena sosial. Dalam penelitian, pendekatan postmodernis sering digunakan untuk pengalaman individu atau kelompok yang tidak terwakili dalam analisis tradisional.Misalnya, peneliti dapat mempelajari pengalaman minoritas di dalam konteks budaya patriarki dan dampak globalisasi terhadap identitas budaya lokal.
- Pendekatan dalam Antropologi
Antropologi sebagai suatu disiplin ilmu yang berpusat pada kebudayaan manusia mempunyai pendekatan yang sangat khusus. Salah satu pendekatan utama dalam antropologi adalah etnografi, yaitu metode penelitian yang melibatkan pengamatan langsung terhadap kehidupan sehari-hari suatu masyarakat.Pendekatan ini memungkinkan peneliti memperoleh pemahaman mendalam tentang tradisi, nilai, dan norma suatu masyarakat. Melalui etnografi, antropologi memberikan wawasan yang sangat kaya tentang keberagaman budaya manusia.
Pendekatan strukturalis dalam antropologi yang diluncurkan oleh Claude Lvi-Strauss menekankan pentingnya model yang mendasari kebudayaan manusia. Pendekatan ini memandang kebudayaan sebagai suatu sistem dengan struktur tertentu. Misalnya penelitian terhadap mitos atau dapat menunjukkan bagaimana model narasi tertentu mencerminkan struktur pemikiran masyarakat tersebut. Pendekatan evolusionisme, yang terinspirasi oleh teori evolusi Darwin, menyoroti perkembangan budaya manusia dari bentuk yang sederhana menuju yang lebih kompleks.
 Meskipun pendekatan ini banyak dikritik karena terlalu linier, evolusionisme tetap relevan untuk memahami bagaimana tradisi dan institusi sosial berkembang seiring berjalannya waktu. Misalnya, penelitian tentang perubahan keyakinan dalam suatu masyarakat dapat menggunakan pendekatan ini untuk menjelaskan bagaimana agama tradisional bertransformasi menjadi bentuk kepercayaan modern.
Pendekatan interpretatif seperti yang dikembangkan Clifford menekankan pentingnya memahami makna praktik budaya. Pendekatan ini berupaya mengeksplorasi deskripsi mendalam untuk menjelaskan bagaimana simbol dan tindakan tertentu memiliki makna tertentu dalam konteks budaya tertentu. Misalnya penelitian tentang ritual masyarakat adat dapat menggunakan pendekatan interpretatif untuk memahami simbolisme setiap unsur ritual.
- Teori dalam Sosiologi