Mohon tunggu...
Lyon Abiemanyu
Lyon Abiemanyu Mohon Tunggu... profesional -

hidup ini indah jika kita memandangnya indah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Untukmu Ibu] Pelukmu Hangat Sepanjang Masa

22 Desember 2013   14:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:37 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1387511739117805516

Foto: chillinaris.blogspot.com

Lyon Abiemanyu [31]

Ibu, meskipun kini engkau telah tiada dan meninggalkan kami untuk selamanya. Namun kenanganmu tak akan pernah hilang dari ingatanku. Peluk hangatmu dan belai lembut jemari lentikmu masih terasa sekali dalam jiwaku. Nasehat-nasehatmu yang membesarkan jiwaku selalu aku ingat dan aku lakukan ibu. Teringat manjaku dipangkuanmu sampai aku tertidur dipangkuanmu. Teringat suapan yang diiringi kemanjaanku ketika engkau makan. Tak ragu aku duduk disampingmu dan meminta engkau menyuapi dengan tangan halusmu ibu. Teringat saat engkau melantunkan bacaan ayat suci Al-Qur'an dengan suaramu yang merdu. Terkadang membuat aku tertidur mendengarnya dan menikmati kemerduan suaramu ibu. Dengan sabar engkau membimbingku, mengajariku tentang hidup ini, mengajariku tentang agama ini. Dulu doa mu selalu menyertaiku ibu, dan kini aku kehilangan doa itu. Dan kini giliran ku untuk berbakti kepadamu dengan mendoakanmu. semoga Allah memberi nikmat didalam kuburmu, semoga Allah meninggikan derajatmu, semoga Allah mengampuni segala dosamu, semoga Allah menjadikanmu salah satu ahli syurgaNya kelak. Ibu, dipenghujung waktumu aku tidak berada disampingmu. Aku hanya bisa terdiam terpaku mendengar kabar engkau sudah tiada. Ibu maafkan aku yang belum bisa berbakti kepadamu sampai maun menjemputmu. Ibu, putramu merindukanmu, merindukan dekapan hangatmu yang membuat tenang jiwa dan kegelisahanku. Saat aku kembali yang kutemui hanya pusaramu yang masih basah ibu. Begitu besar kerinduanku ini kepadamu ibu. Dan sekarang aku hanya bisa mengenangmu dengan segala kelemahan dan kesabaranmu. Ibu, setiap hari aku mengingatmu dalam setiap desah doaku. Ibu, meskipun separuh hidup ibu terbaring sakit, namun engkau begitu menyayangiku. ketika engkau berada terbaring sakit hanya satu pintamu kepada Allah yang masih aku ingat "ya Allah panjangkan umur ku untuk dapat melihat dan membesarkan anak-anak hamba yang masih kecil". doa itu yang selalu aku ingat bu, selalu terkenang dan dikabulkan oleh Allah engkau dapat melihat anak-anak mu tumbuh dewasa. Meski aku jauh tinggal di bumi perantauan, tapi setiap hari kita bisa bercanda meskipun hanya melalui telepon. kita selalu bercanda tawa dan nasehat mu selalu menyelingi ditengah obrolan kita. tak banyak kata yang bisa aku ungkap bu, rasa sayang ini tak bisa aku ungkapkan. Rasa sayang dan bakti ku sekarang melalu doa-doa untuk mu bu. Karena dengan cara itulah aku bisa berbakti kepada mu dan membahagiakan mu bu. Selamat jalan ibu, kita akan berjumpa lagi kelak di syurga dimana akan ada banyak waktu untuk kita menghabiskan waktu bersama. aku ingin tertidur dipangkuanmu dengan belai lembut jarimu ibu.

  1. Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Hasil Karya Peserta Event Hari Ibu.
  2. Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun