Foto: vi.sualize.us Sore yang dihiasai rintik hujan yang sudah turun dari siang. Membuat sepasang muda mudi terlena suasana dan membuat mereka saling bercumbu. Lirih erangan dan rintihan dari dalam sebuah kamar kost yang terbilang sepi dan jauh dari keramaian. Cindy, nama seorang gadis yang cantik molek dengan bentuk tubuh yang padat dan sintal tak berdaya dipelukan seorang pemuda yang telah menjadi pacarnya sejak 3 bulan yang lalu. Rendy, seorang remaja yang kuliah satu kampus dengan cindy asik membelai tubuh indah cindy yang telah polos tanpa sehelai benangpun yang melekat ditubuhnya. Mereka asik saling melumat dan saling menikmati setiap sentuhan yang ada. Mereka saling berlomba mengejar batas ahir dari perjalanannya memacu birahi yang telah memuncak dan membawa mereka terlena dan terlupa. Tiba-tiba "braaaaaaaaaaaaaaakkkkk" pintu didobrak dari luar. Sontak mereka kaget dan memandang kearah datangnya suara. Cindy terbeliak kaget dan pucat, karena yang berdiri di dpan pintu itu adalah ayahnya. Dia lupa kalau hari ini adalah hari di mana ayahnya sudah berjanji akan datang mengunjunginya. "ba.... bapak" kata cindy terkejut Cindy dan Rendy yang masih dalam keadaan telanjang berusaha menutupi tubuh mereka dengan apa yang ada didekat mereka. "laknat kalian!!!!!!" teriak Pak Rustam ayah cindy. "apa begini kelakuan kamu ketika jauh dari rumah?" merah padam wajah pak Rustam yang memergoki anaknya sedang melakukan perbuatan yang masih haram untuk mereka. "pakai baju kalian.... cepat" teriaknya tertahan. Cindy dan Rendy langsung berlari ke kamar mandi membawa baju mereka. Berkecamuk di dalam dada mereka antara takut dan menyesal. Tak selang berapa lama mereka sudah berpakaian dan kemudian duduk tertunduk di lantai. "kalian ini apa apaan? kamu Cindy... apa bapak mu ini tidak pernah mendidik agama kepada kamu? apa bapak mu ini tidak pernah memberikan nasehat kepada kamu?" ucap pak Rustam dengan murka kepada anaknya. "kamu juga Rendy.... mana katanya kamu mau menjaga cindy dengan baik? yang ada kamu malah merusaknya dan malah menuruti kemauan nafsunya kalau memang cindy yang meminta kepada kamu" Tuding pak Rustam kepada Rendy yang tertunduk dalam-dalam karena rasa malu dan bersalah. "dari dulu bapak bilang, kalau kalian saling meyayangi maka nikahlah. untuk apa? untuk menghindari hal hina dan dosa besar yang telah kalian lakukan sekarang ini. Dan kalian jawab apa? kalian kompakjawab "biar kami selesaikan kuliah dan bekerja dulu pak baru nikah" tapi nyatanya apa sekarang??? hahhhh !!!!!" hardiknya kepada Cindy dan Rendy. "maafkan cindy pak" ucap Cindy sambil menangis tersedu-sedu. air matanya tak dapat di bendung lagi. "maaf? bukan kepada bapak seharusnya kamu minta maaf. Tapi kepada Allah seharusnya kamu memohon ampun karena telah melakukan salah satu dosa yang sangat besar. Dan seandainya kalian hidup di negara islam maka kamu itu akan dicambuki 100x. biar kalian jera dan buat pelajaran untuk yang lain" Ucap pak Rustam dengan nada suara yang masih geram. "saya mengaku salah pak dan saya siap menerima hukuman apa saja dari bapak" ucap rendy yang masih tertunduk. "kami hilaf pak tidak dapat menjaga diri dari godaan syetan melalui nafsu kami" sambungnya menjelaskan. "maka kalian itu rajinlah puasa untuk menahan syahwat kalian. Dan berpakaianlah yang sesuai perintah agama menutupi semua aurat terutama untuk kamu cindy. Berapa ribu kali bapak mu ini menasehati supaya berhijab cindy berhijab untuk menjaga kehormatan kamu. Dan selalu saja kamu jawanb itu kuno gak sesuai perkembangan zamanlah, ini bukan di arablah inilah itulah" ucap pak Rustam kepada anaknya yang telah sangat mengecewakannya. "bagaimana lelaki tidak nafsu melihat kamu kalau kamu selalu memakai rok mini yang memamerkan paha kamu, memakai baju yang mempertontonkan payudara kamu? tapi kamu selalu membantah "otak mereka saja yang kotor, kalau otak mereka bersih gak akan nafsu melihatnya" kamu selalu menganggap berhijab itu suatu penjara kebebasan. dan sekarang apa yang kamu dapat dari kebebasan kamu? NERAKA tau gak kamu" hampir saja pak Rustam menampar cindy anak yang disayangnya. "nikahkan kami saja pak biar tidak membawa aib untuk keluarga" ucap Rendy memberanikan diri. "apa????????? nikah? kalau sudah begini kamu mau menikah? kemana saja kamu waktu dulu bapak tawarkan nikah? aib keluarga? itu adalah aib kalian sendiri. Jangan bawa keluarga untuk aib yang kalian buat sendiri. Lebih aib lagi kalau menikahkan dua orang yang telah berzina tanpa mampu untuk menegurnya. Perjaka yang berzina dengan perawan (hukumannya) dicambuk 100 kali dan dibuang selama setahun, dan laki-laki yang sudah pernah menikah (yang berzina ) dengan perempuan yang sudah pernah menikah (hukumannya) adalah dicambuk 100 kali dan dirajam. (HR. Ahmad)" jawab pak Rustam tegas kepada Rendy. "terus kami harus bagaimana pak?" tanya cindy sambil sesenggukan. "beresi semua barang mu dan kita pulang, demi Allah bapak lebih suka kamu di rumah tidak bersekolah tinggi tapi terjaga kehormatannya. Kewajiban bapak menjaga dan mendidik kamu di jalan Allah. Kalau sudah begini bagaimana pertanggug-jawaban bapak di hadapan Allah nanti?" Ucap pak Rustam yang diiringi air matanya yang mengalir karena takutnya kepada Allah kelak di hari pembalasan. "maafin kami pak" teriak Cindy dan Rendy hampir bersamaan dan kemudian bersujud di kaki pak Rustam. "tahu gak kamu nak, selangkah anak perempuan keluar rumah tanpa berhijab atau menutup aurat itu sama dengan selangkah menyeret orang tuanya ke pintu neraka" jelas pak Rustam yang kali ini dengan suara yang rendah karena hatinya hancur dan takut. "pulanglah kamu Rendy, dan jika kamu menyayangi Cindy maka datanglah nanti ketika kamu sudah bisa menjadi imam untuk dia. Bapak tidak menuntut apa-apa dari kamu, cukup jadilah imam yang baik dan mampu memberi nafkah batin kepada Cindy yaitu pendidikan agama yang dapat menjauhkannya dari neraka dan mendekatkannya kepada rahmat Allah. pulanglah kamu nak..." kata pak Rustam kemudian kepada Rendy. "saya berjanji pak akan menebus kesalahan ini, dan saya berjanji akan datang untuk Cindy sebagai seorang imam dan suami yang baik pak" Rendy menangis sambil mencium tangan pak Rustam. Dan kemudian Rendy segera pergi dari tempat kost Cindy. "dan untuk kamu nak, sekarang giliran kamu menuruti kata-kata bapak. Terserah kamu mau bilang bapak kejam atau ketinggalan jaman, tapi ini bukti cinta bapak kepada kamu. Bapak tidak ingin anak bapak mendapat murka Allah dan masuk kedalam golongan pezina yang sangat hina yang kelak akan kekal didalam neraka. Bapak ingin nak kita nanti semua bisa mendapat rahmat Allah dan mengumpulkan kita ke dalam golongan orang yang beriman" dengan lembut pak Rustam memberi penjelasan kepada Cindy. Amarahnya telah padam kalah oleh rasa sayangnya kepada anaknya. "maafin Cindy ya pak, Cindy tidak mau menjadi anak yang durhaka" serentak Cindy memeluk bapaknya. Baru dia sadar kalau nasehat bapak ibunya yang dulu dianggapnya cerewet dan bawel adalah untuk kebaikannya. Baru dia sadar kalau bapak dan ibunya sangat mencintainya dan tidak mau dirinya mendapat murka dari Allah. Dan dalam hatinya berjanji untuk memperbaiki dirinya dan bertaubat atas segala dosa yang telah diperbuatnya. Dia rela meninggalkan bangku kuliahnya yang tinggal sedikit lagi lulus. Ternyata bukan gelar yang tinggi yang dapat membahagiakan orang tuanya, tapi dengan menjadi seoang anak yang sholehahlah yang dapat membahagiakan orang tuanya. "astaghfirullah" ucap Cindy dalam hati dengan penuh penyesalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H