Pada zaman yang sudah berlari jauh dari zaman praaksara ini, setiap makhluk berakal budi berlomba-lomba untuk mendapatkan tingkat pendidikan setinggi-tingginya. Tidak cukup sekolah formal yang diembat tapi juga tempat-tempat pendidikan non-formal juga dikunyah sampai halus dan ditelan habis tak tersisa. Ini bertujuan untuk apa? apa lagi kalau bukan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Sampai-sampai menganggap pendidikan itu nomor satu diatas segala-galanya. Itu sama sekali tidak salah. Bahkan dapat sangat dibenarkan. Karena dengan kita berpendidikan maka setidaknya kita sudah dapat sedidkit menerangi masa depan hidup kita. Dengan menjadi manusia terdidik maka kita sudah dapat menjadi manusia yang berkualitas baik.
Manusia Lupa
Tapi kebanyakan manusia lupa akan hal sederhana ini. Manusia lebih memikirkan hal-hal yang jauh dan sebenarnya ada dihadapan nya. Banyak manusia yang beranggapan bahwa menjadi manusia yang berkualitas cukup dengan berpendidikan tinggi setinggi langit di sana. Itu benar, namun kuranglah tepat.Â
Tak hanya itu patokan orang menjadi berkualitas. Orang dapat pula dikatakan berkualitas setelah menjalani hidup dengan baik. rasanya percuma saja apabila kita berpendidikan tinggi namun tidak dapat menghadapi hidup dengan baik dan bijak.Â
Berpendidikan tinggi tapi masih sering marah, tinggi hati, sombong, malas berdoa, individual, tak mengharga perbedaan, tak ekologis. tetap mengatakan masih menjadi manusia yang berkualitas? tentunya kita harus berfikir ulang.Â
Marilah kawan, open heart and mind kita masing-masing. Menjadi manusia yang berkualitas bukanlah hal yang gampang, tapi setidaknya dapat kita usahakan. -Ly-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H