Tampilan hidung yang mancung bisa membuat wajah terlihat lebih menarik sehingga tak jarang beberapa orang rela mengeluarkan budget tidak sedikit demi mendapatkan hidung yang diimpikan.
Selain ingin memancungkan hidung, ada juga orang yang melakukan operasi hidung karena masalah kesehatan atau faktor genetik. Dihimpun dari Vida Wellness and Beauty dan drshahidi.com, ini beberapa jenis operasi yang aman untuk hidung dan bisa kamu lakukan sesuai kebutuhan. Yuk, cek artikelnya!
Rhinoplasty adalah operasi hidung yang ditujukan untuk mengatasi masalah bentuk hidung atau memperbaiki penampilan hidung, terutama untuk mengatasi masalah hidung kurang mancung. Rhinoplasty juga dilakukan untuk memperbaiki tulang rawan yang berlebihan pada hidung, jarak antar tulang berlebihan, dan kulit tebal di sekitar ujung hidung.
Rhinoplasty dibagi menjadi 2 jenis yaitu Rhinoplasty Tertutup dengan melakukan operasi pada hidung bagian dalam, dan Open Rhinoplasty melakukan operasi hidung di antara lubang bawah hidung. Operasi Rhinoplasty tertutup bisa dilakukan dengan memotong kulit di sekitar hidung atau bagian dalam hidung. Operasi Rhinoplastic tertutup memakan waktu yang tidak lama, dna pemulihannya cepat, sedangkan operasi Rhinoplastic terbuka bisa memakan waktu lumayan lama dengan masa penyembuhan hampir seminggu.
- Operasi Tip Plasty
Tip Plasty adalah operasi hidung untuk memperbaiki bentuk hidung yang lebar dengan fokus pada ujung hidung agar terlihat lebih berbentuk atau mancung. Operasi otoplasty salah satu operasi hidung dengan minim resiko dan waktu operasi sekitar satu jam. Hal yang paling menonjol dari operasi ini adalah prosedurnya yang tidak terlalu ekstensif. Kamu hanya melakukan pembedukan ujung hidung tanpa merubah bentuk strukturalnya. Artinya, hanya memedah tulang tawan pada ujung hidung dengan menyesuaikan bentuk asli hidung.
- Filler Hidung
Terakhir ada filler hidung, salah satu prosedur memancungkan hidung oleh beberapa orang yang memiliki masalah pada hidung lebar. Filler dilakukan dengan menyuntikkan bahan kimia khusus ke dalam hidung. Salah satunya adalah silikon, yang bisa bertahan hingga satu tahun. Meski begitu, filler hidung cukup berisiko yang bisa menyebabkan infeksi dan peradangan. Oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya resiko filler harus dilakukan oleh dokter kulit atau dokter kecantikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
