Mohon tunggu...
Lynda Purnama Sari
Lynda Purnama Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif Prodi Geografi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Semester 7

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan pada Pertumbuhan Ekonomi Antar Wilayah di Indonesia

8 Desember 2022   20:22 Diperbarui: 8 Desember 2022   20:35 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketimpangan dalam suatu wilayah atau antar wilayah sebenarnya merupakan kondisi alamiah atau alamiah yang terjadi. Menurut Sjafrizal (2012), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan antar wilayah, yaitu 1) perbedaan sumber daya alam, 2) faktor demografis, termasuk kondisi kerja, 3) distribusi sumber daya pembangunan antar wilayah, dan investasi publik dan swasta, 4 ) pemusatan kegiatan ekonomi daerah, dan 5) perdagangan barang dan jasa.

Ketimpangan antar daerah merupakan ciri umum kegiatan perekonomian daerah. Disparitas ini disebabkan perbedaan kandungan sumber daya alam dan perbedaan kondisi demografis di berbagai daerah. 

Adanya perbedaan tersebut juga membedakan kemampuan daerah dalam mendukung proses pembangunan. Oleh karena itu, setiap daerah biasanya memiliki daerah maju dan daerah tertinggal (Sjafrizal, 2012).

Simon Kuznet (1955) dalam Todaro (2006) mengatakan bahwa distribusi pendapatan cenderung memburuk pada tahap awal pertumbuhan ekonomi, tetapi meningkat pada tahap selanjutnya. Temuan ini dikenal sebagai kurva Kuznets "U terbalik" karena perubahan longitudinal (time series) dalam distribusi pendapatan. Kurva Kuznets dapat muncul dari proses pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari perluasan sektor modern.

Menurut Mydral (1957), terjadinya ketimpangan regional disebabkan oleh besarnya pengaruh backwash effect dibandingkan dengan spillover effect di negara-negara terbelakang.

 Pergerakan modal meningkatkan ketimpangan regional, peningkatan permintaan untuk daerah maju merangsang investasi, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan dan menyebabkan putaran investasi lainnya, dll. Investasi skala besar di pusat-pusat pembangunan dapat menyebabkan kekurangan modal di daerah tertinggal (Jhingan, 2010).

Menurut Sjafrizal (2012), salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan pembangunan antar wilayah adalah karena perbedaan kondisi demografis. Data demografis di sini meliputi perbedaan tingkat pertumbuhan dan struktur penduduk, perbedaan tingkat pendidikan dan kesehatan, serta perbedaan kondisi kerja, termasuk tingkat pengangguran. 

Produktivitas tenaga kerja lebih tinggi di daerah dengan rasio populasi yang baik, yang mengarah pada lebih banyak investasi di daerah tersebut. Lessman (2006) meneliti kondisi demografi menurut tingkat pengangguran di wilayah tersebut. Menurut Lessman, tingkat pengangguran yang tinggi berkaitan dengan tingginya ketimpangan wilayah.

Ketimpangan antar daerah sebenarnya tidak dapat dihilangkan dalam proses pembangunan daerah. Dengan ketimpangan tersebut mendorong daerah tertinggal untuk berupaya meningkatkan kualitas pembangunannya, agar tidak tertinggal dari daerah maju. Selain dampak positif dari ketimpangan pembangunan, terdapat dampak negatif yaitu ketika ketimpangan antar wilayah meningkat, timbul inefisiensi ekonomi yang melemahkan stabilitas dan solidaritas sosial, dan ketimpangan yang tinggi umumnya dianggap tidak adil (Todaro, 2004).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun