Mohon tunggu...
Rebecca
Rebecca Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMA

Murid

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lebih Mending Menghisap Rokok atau Ganja?

17 November 2024   08:45 Diperbarui: 17 November 2024   09:16 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kalian pernah melihat tulisan "Merokok Membunuhmu" dengan gambar penderita kanker di kemasan rokok? Sudah bukan lagi menjadi rahasia umum bahwa rokok itu membahayakan kesehatan. Hal ini menciptakan sebuah perdebatan tentang jika rokok  seberbahaya itu, kenapa masih dilegalkan? Sedangkan ganja yang merupakan sebuah tanaman dengan khasiat yang banyak di samping sering disalahgunakan malah dilarang di Indonesia. Mari kita diskusikan dengan serius membandingkan kedua substansi itu secara objektif.

Menurut data Kementrian Kesehatan dan Survei Kesehatan Indonesia (2023) jumlah perokok aktif di Indonesia sebesar 70 dari 227,5 juta jiwa. Artinya 3 hingga 5 dari 10 orang adalah perokok aktif. Banyak sekali masyarakat Indonesia yang memiliki ketergantungan dengan substansi rokok. Persentase pengguna ganja di Indonesia menunjukkan angka yang signifikan. Sekitar 41,4% dari total pengguna narkoba di Indonesia menggunakan ganja dan substansi lainnya, menjadikannya sebagai jenis narkoba yang paling banyak digunakan di negara ini. 

Di Indonesia sebetulnya sangatlah gampang untuk seorang individu mengakses rokok. Di mana pun toko besar maupun kecil pasti menjual rokok seakan-akan rokok adalah sebuah makanan pokok warga Indonesia. Warga indonesia mengeluarkan pengeluaran yang besar untuk rokok. Berdasarkan data, rata-rata pengeluaran per kapita untuk rokok mencapai Rp 78.972 per bulan. Dengan jumlah perokok aktif sekitar 69,1 juta orang, total pengeluaran untuk rokok diperkirakan mencapai sekitar Rp 64 triliun per tahun dibandingkan dengan mie instan yang hanya memberikan kontribusi sebesar 2,41%.

Hubungan Indonesia dengan rokok bagaikan sebuah hubungan yang toxic. Hubungan ini hanya memberikan kelegaan dan kebahagiaan yang sifatnya sesaat dan yang nyatanya merusak. Warga Indonesia rela menghabiskan waktu dan uang demi sesuatu yang tidak baik untuk tubuh. Apakah hanya persoalan ketergantungan saja? Mari kita lihat apa sih kandungan atau nutrisi yang lebih dari 70 juta orang di Indonesia hisap dan hirup setiap harinya. 

Apakah kamu tahu bahwa rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia yang mencangkup zat-zat seperti nikotin, tar, karbon monoksida. Zat ini dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker, penyakit jantung dan gangguan pernapasan.  Di suatu sisi ganja juga mengandung zat-zat berbahaya seperti THC. Apa itu THC? THC adalah senyawa psikoaktif utama dalam ganja yang menghasilkan sensasi "high". Zat ini di konsumsi melalui asap ganja. 

Apa sih hal yang membuat masyarakat Indonesia sangat bergantung kepada rokok. Sebetulnya nikotin didalam rokok memiliki efek samping yang menyebabkan pengeluaran dopamin. Dopamin adalah senyawa kimia yang memiliki fungsi sebagai hormon yang mengendalikan emosi seseorang. Dopamin ini merangsang perasaan bahagia, kelegaan dan sebagai nya. Secara kimiawi telah terbukti bahwa benar adanya zat yang berpengaruh. Jika dipandang dari segi psikologis banyak orang merokok sebagai cara untuk mengatasi atau melupakan stress dalam kehidupan. Jika seperti itu maka 70 juta lebih orang Indonesia mengalami keresahan. Penelitian juga melihat bahwa saat seseorang berhenti mengonsumsi nikotin maka psikis mereka akan bergejolak yang menyebabkan gangguan seperti kesulitan tidur, kecemasan, gelisah,dll.

https://awsimages.detik.net.id/content/2013/12/27/763/183250_nrokokperingatan1reza.jpgInput sumber gambar

Apakah pengguna aktif rokok tahu bahwa substansi itu tidak baik bagi tubuh mereka? Ya tentu saja mereka tahu. Sudah banyak sekali iklan yang beredar dari perusahaan pembuat rokok mencantumkan di video/gambar yang dipromosikan bahwa "Merokok Membunuhmu". Bahkan kemasan rokok sekarang memiliki peringatan untuk konsumen-konsumen mereka.

Apakah warga Indonesia tidak sepeka itu terhadap permasalahan ini? Kurang besar dan jelas seperti apa untuk peringatan ini masuk ke dalam benak mereka? Bayangkan tiap hari pengguna aktif rokok maupun ganja mengonsumsi zat-zat berbahaya itu demi kenikmatan yang hanya sementara. Apakah pantas seorang manusia yang diciptakan untuk hanya menghirup oksigen menghirup zat-zat kimia yang membahayakan?

Jika bahaya mengapa pemerintah masih melegalkan rokok? Padahal jika kita lihat di negara luar justru rokok lah yang dilegalkan ketimbang ganja. Sementara rokok dilegalkan, ganja tetap dilarang. Pemerintah berpendapat bahwa ganja lebih memiliki potensi dalam kecenderungan penyalahgunaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rokok. 

Kesadaran tentang bahaya merokok dan upaya pemerintah untuk mengatur regulasi dan peredarannya, faktor ekonomi membuat rokok tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Melihat situasi ini, penting bagi kita untuk terus mendukung kebijakan yang lebih ketat dalam pengendalian konsumsi rokok demi kesehatan masyarakat dan keberlangsungan hidup yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun