Mohon tunggu...
Lyna AR
Lyna AR Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mencatat Kekinian VS Mencatat Kekunoan

10 April 2016   19:04 Diperbarui: 10 April 2016   19:09 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="mencatat kekinian mewabah di dunia pendidikan."][/caption]Teknologi sudah menjadi suatu hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan. Banyak hal yang dapat dilakukan dengan cepat menggunakan teknologi. Apapun yang kita perlukan dapat diakses dengan mudah dan dalam waktu yang singkat dari mana saja dan kapan saja. Pembuat teknologi pun berlomba-lomba menciptakan teknologi terbaru dan terevolusioner untuk memudahkan pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari smartphone, smartwatch, google glass, teknologi nano untuk perabotan rumah tangga dan masih banyak lagi. Tetapi, dengan maraknya teknologi yang meluas di masyarakat, teknologi mulai menjadi semacam candu yang sulit di tinggalkan. Terutama di kalangan generasi muda.
Penggunanaan metode instan dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi hal yang wajar bagi generasi muda dewasa ini. Di dunia pendidikan sekalipun metode instan selalu menjadi pilihan yang menggiurkan untuk diterapkan. Misalkan saja penggunaan proyektor sebagai media pembelajaran di kelas. Bukan hanya di tinggat perguruan tinggi, penggunaan proyektor sebagai media pembelajaran sudah kerap digunakan di lingkungan sekolah tingkat dasar hingga menengah atas. Pembelajaran menjadi lebih mudah dan efektif karena peserta didik lebih tertarik dengan teknologi yang dihadapkan kepada mereka. Penggunaan media pembelajaran modern seperti ini memang banyak manfaat yang diperoleh, namun kita juga harus melihat dari sudut pandang yang lain. Salah satu dampak penggunaan teknologi dalam pembelajaran ialah bergesernya tekad dan motivasi untuk mencatat. Dampak ini bukan hanya dialami siswa ataupun mahasiswa, namun guru atau dosen pun memperoleh dampaknya.
Berbeda sekali dengan pembelajaran jaman dulu yang masih konvensional, penggunaan media papan tulis dapat memaksa peserta didik dan guru untuk mencatat pelajaran yang disampaikan guru. Hasilnya, pelajaran yang dicatat dapat lebih mudah dihafal dan nantinya menjadi bekal untuk masa depan. Namun sekarang, kebanyakan siswa merasa tidak perlu untuk mencatat, karena sudah ada gadget yang secara ajaib dapat menyimpan catatan dengan instan. Nggak pake lama, nggak pake ribet. Akibatnya, pembelajaran yang dilakukan hanya seperti angin lewat. Tinggal potret atau ketik di gadget, simpan, abaikan lalu buka kembali ketika ujian. Seperti itulah kira-kira realita yang terjadi belakang ini. Sungguh tragis. Penyalahgunaan teknologi sudah sangat mengkhawatirkan. Dampak negatif lebih lanjut yang didapatkan adalah semakin rendahnya kualitas sumber daya manusia. Dan secara otomotis menjadi faktor utama kemunduran bangsa ini.
Sudah saatnya kita mengkritisi penggunaan teknologi yang berlebihan. Khususnya bagi para orang tua dan pendidik. Budaya mencatat konvensional harus tetap dilestarikan meskipun teknologi menawarkan cara instan untuk menyimpan semua informasi. Agar generasi muda nantinya lebih berkualitas dan professional menghadapi tantangan yang jauh lebih berat di masa depan. Karena tulisan yang dicatat di buku catatan itu lebih abadi daripada catatan yang tersimpan di memori kecil gadget kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun