Beban Ekspektasi

Siang ini cuaca terasa sangat panas, rasanya aku seperti meleleh karena panas dan tekanan dari pelajaran literasi ini.. Aku berada di ruang perpustakaan, mencoba mencari ide untuk menulis. Aku duduk dan membaca buku, mencoba fokus meskipun pikiranku walau rasanya tidak bisa menangkap satu pun inti dari apa yang kubaca.. 

Entah mengapa selama beberapa bulan terakhir, aku tidak bisa menulis apa pun meskipun aku mendapatkan inti dari bacaan buku. Di tambah, tugas literasi ini di suruh untuk menulis cerita dari buku yang di baca.. ah, aku merasa malas dengan ini dan mengeluh, "Duh, bagaimana ya..? Rasanya sangat sulit untuk menulis cerita sekarang..", aku merasa agak terbebani dan malas.

"Anak-anak, buku di kumpulkan dan kalian sekarang menulis ya. Jangan mengintip buku!", saat aku mendengar perintah baru dari guruku, aku semakin tidak percaya diri untuk menulis dan bisa memberikan yang terbaik seperti biasa.. 

Tapi aku berusaha, aku menulis apa yang ku mengerti. Kepalaku terasa agak pusing karena berpikir keras untuk menulis inti cerita, suara berisik murid lain, dan hawa panas yang menambah tekanan ini sangat berpengaruh untukku.. 

Banyak keraguan dalam tulisanku, perasaan tidak percaya diri, ragu, takut membuat ekspektasi orang lain kecewa, dan pendapat orang lain tentang tulisanku.. "Semoga aku bisa memberikan yang terbaik..", kata ku dalam hati.

Saat selesai menulis, aku mengumpulkan tugas itu lebih awal dari beberapa murid yang lain, meskipun aku lebih dulu mengumpulkan bukan berarti aku lebih baik.. 

Aku menulis makna apa yang di dapatkan dari ceritaku karena menurutku cerita ini yang ku tulis agak sulit di mengerti jika tidak menulis maknanya. Hampir di tolak, tapi untungnya di terima.. meskipun mendengar perkataan, "Kamu kan sering menulis, harusnya terbiasa dan paling baik dong?", ah.. ekspektasi yang selalu menjadi tekanan. Aku benci itu.