"Oh gitu, ya sudahlah nanti tak do'akan semuanya," kata jagoan kecilku dengan riang. Selama perjalanan dari Madinah setelah niat umroh dan pakai ihram, pikiran saya masih melayang pada obrolan menjelang berangkat. Ustadzah Umi begitu melekat dalam benak saya.
Alhamdulillah malam hari kami sudah sampai di hotel, setelah makan malam kami langsung menunaikan umroh di Masjidil Haram. Selesai umroh sudah dini hari, kami semua bersyukur bisa menunaikan umroh dengan lancar.
Pagi hari kami thawaf sunnah bersama, setelah itu kesempatan berdo'a di tempat yang mustajab Multazam, salah satu do'a saya, "Yaa Rabb...ijinkan dan panggil ustadzah Umi ke sini, entah dari mana dan bagaimana cara-Mu.....". Tak lupa saya ingatkan jagoan kecilku untuk mendo'akan ustadz dan ustadzah terutama ustadzah Umi.
Ustadzah Umi adalah sosok ustadzah yang tawadhu', selalu mengajarkan kedisiplinan yang tinggi, orangnya konsisten dan aqidahnya kuat, insya Allah. Dengan gaji secukupnya dari yayasan yang memasuki tahun ke tujuh, rasanya amat lama untuk menyisihkan dana untuk ibadah umroh.
Namun sungguh di luar dugaan, jika Allah sudah menghendaki tentunya Allah punya banyak cara untuk memanggil hamba-Nya. Belum lama ini kami dengar kabar bahwa tanggal 6 Maret 2013 ustadzah Umi insya Allah berangkat umroh, hadiah dari pembina yayasan SDIT. Jadi yayasan punya program tiap tahun akan mengumrohkan satu dari ustadz atau ustadzah yang berprestasi.
Sebetulnya tahun ini hadiah umroh diberikan pada kepala sekolah, namun karena kepala sekolah ingin umroh bersama istrinya dan belum siap secepat ini, maka hadiah umroh diberikan pada ustadzah Umi yang kebetulan mengemban amanah sebagai wakasek./p>
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H