Mohon tunggu...
Lyla Van
Lyla Van Mohon Tunggu... -

Enjoy in traveling so much :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apa Itu Quo Vadis, Jepang?

10 April 2013   17:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:24 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melemahnya yen Jepang sejak bulan November tahun 2012 lalu telam memberikan keuntungan bagi perekonomian Jepang (10/04). Sektor eksportir Jepang terutama paling berbahagia dengan pelemahan mata uang dalam negerinya. Dengan melemahnya yen produk-produk ekspor dari Jepang memiliki daya saing yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk-produk negara rivalnya. Hal ini mendorong naiknya keuntungan para eksportir.

Akan tetapi bagi negara-negara pesaing Jepang, hal ini tentunya sangat merugikan. Tercatat Korea Selatan telah melancarkan protes atas kebijakan moneter longgar Jepang yang ditudingnya merupakan salah satu bentuk perang mata uang global. Meskipun demikian para petinggi Jepang membantah hal tersebut dan menyatakan bahwa satu-satunya tujuan kebijakan moneter longgar adalah untuk mendorong inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Tetap saja Korea Selatan membawa protesnya ke forum G8, meskipun tidak terlalu ditanggapi.

China juga ikut menjadi 'korban'. Hari ini data neraca perdagangan dari China menunjukkan terjadinya defisit. Pertumbuhan ekspor yang tidak sebaik harapan dan impor yang melonjak tajam merupakan penyebab dari terjadinya defisit tersebut. Beberapa pihak menuding – lagi-lagi – bahwa kondisi ini merupakan imbas dari pelemahan yen Jepang.

Kritik Soros Terhadap Kebijakan BoJ

Bagaikan pepatah “Anjing menggonggong kafilah berlalu,” Bank of Japan bertahan di tengah berbagai protes dari para tetangga sekaligus saingan ekspornya. Minggu lalu BoJ bahkan meluncurkan kebijakan untuk meningkatkan pembelian obligasi pemerintah menjadi sebesar 7.5 triliun yen (77 miliar dolar) per bulan. Akan tetapi ternyata protes bukan hanya datang dari negara yang merasa dirugikan, beberapa ekonom kawakan juga merasa prihatin dengan langkah Jepang tersebut, salah satunya George Soros.

Pria yang aksinya pernah meluluhlantakkan ekonomi Asia Tenggara di tahun 1997 ini menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh BoJ merupakan hal yang berbahaya karena mereka melakukan bombardir moneter setelah selama 25 tahun mengumpulkan defisit dan tidak mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sehingga menurutnya BoJ pada suatu titik tidak akan lagi memiliki kontrol atas arah pergerakan dan dampak yang diakibatkan oleh kebijakannya tersebut. Contohnya, jika yen makin anjlok dan rakyat Jepang menyadari bahwa pergerakan tersebut akan terus berlanjut, dan justru menjadi panik karena mata uang mereka menjadi 'kurang berharga', penurunan yen ini akan menjadi semacam 'longsor'. Hal ini tentunya akan berubah menjadi bahaya besar bagi ekonomi Jepang.

Kekhawatirannya mengenai ketidakmampuan BoJ untuk mengendalikan laju kejatuhan yen – juga menghentikannya jika waktunya sudah tepat – didasari oleh besaran ekonomi Jepang yang hanya sepertiga dari AS. Akan tetapi BoJ melakukan stimulus bulanan dengan besaran yang sama dengan yang dilakukan oleh The Fed.

Petinggi Jepang Juga Ketar-ketir

Bukan hanya Soros yang mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kondisi ekonomi Jepang. Takehiko Nakao, wakil menteri keuangan yang membawahi bidang mata uang atau biasa disapa Mr.Yen, juga menyatakan khawatir.

Menurutnya saat ini utang pemerintah Jepang – yang omong-omong adalah paling besar presentase terhadap GDP-nya di dunia, dan bahkan lebih besar dari Yunani – sudah terlalu besar. Rasio utang terhadap GDP Jepang berada di level 245 persen dan bukan akibat dari investasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun