Terinspirasi dari postingan Kompasianers tentang Scammers, saya jadi tergelitik untuk menuliskan pengalaman pribadi saya tentang ini.
Sejak bertahun-tahun lalu, ketika jejaring sosial belum semarak sekarang, penipuan melalui email sudah sering terjadi. Awalnya banyak korban berjatuhan dengan modus sama, yaitu Pelaku menulis email lumayan, bercerita soal ia menikah dengan warga asing yang kaya raya dan pernikahannya gagal sehingga ia harus berebut harta dengan keluarga suaminya. Jelang akhir surat, ia akan berbaik hati menawarkan untuk membagi hasil harta warisan yang diperolehnya jika kita mau membantunya untuk keluar dari negaranya.
Alhamdulillah, meski sering diberondong surat elektronik yang seperti itu selain tentunya~kalau anda masih ingat~ surel yang berisi pengumuman menang undian Lottery, saya tidak pernah satu kali pun menjadi korban. Seolah ada radar terpasang di atas kepala, saya selalu langsung tahu bahwa email yang seperti itu pastinya bermasalah dan hanya penipuan belaka.
Penipuan, sampai kapan pun takkan pernah ada habisnya. Ibarat pepatah, ‘Patah Tumbuh Hilang Berganti’, atau ‘Gugur Satu Tumbuh Seribu’, semakin ketahuan belangnya semakin canggih pula para komplotan ini merancang modus penipuan baru. Makin modern dunia, mereka seolah tak mau kalah, ikut pula meng’upgrade’ kelihaian dan kemampuan mereka dalam dunia tipu menipu.
Ketika jejaring sosial Facebook mulai marak, pun demikian dengan jejaring sosial serupa dalam bentuk situs pencarian jodoh seperti Zorpia, Lovetime, Tagged, dan lain sebagainya, komplotan ini (yang mungkin ada ratusan jaringan) mulai pula merambah ke sana, mencari calon korban potensial yang baru, yang masih bisa mereka tipu-tipu. Aksi mereka semakin canggih, karena di jejaring sosial ini mereka seperti berada di surga. Betapa tidak, fasilitas yang disediakan di sana jauh lebih canggih daripada yang ada dalam email. Di jejaring sosial, pemilik akun bisa mengunggah foto profil, mengapdet status, hingga menambahkan teman dari manapun.
Dengan seenaknya mereka mencuri foto profil orang lain dan memasang di akunnya sendiri. Sialnya, yang dicuri itu mungkin bukan hanya satu foto melainkan beberapa album sekaligus! Hal ini untuk meyakinkan calon Korban bahwa akun mereka itu asli, karena selain menampilkan foto berbaju dinas, mereka juga mengunggah foto dalam kegiatan santai, terkadang bersama keluarga.
Khusus untuk akun Facebook, saya juga sudah sangat sangat sering mendapatkan message dari ratusan akun penipu (yang sekarang lazim disebut sebagai scammer) ini. Kali ini cerita mereka tidak seperti dulu yang menangis-nangis ‘curhat’ tentang nasib buruk mereka di Negara orang. Saya sempat mengabadikan sebagian isi inbox dari mereka dan inilah beberapa di antaranya:
[caption id="attachment_290444" align="aligncenter" width="566" caption="Isi Folder "][/caption]
Dalam folder ‘Lainnya’ masih ada 76 message dari para penipu ini yang memang sengaja tidak saya hapus. Akun di atas mengaku seorang perempuan, ha ha. Rupanya mereka tidak merasa perlu tahu apakah calon korbannya adalah seorang perempuan atau lelaki. Prinsip mereka: “Hajar, Bleh!” ~laki-laki atau perempuan sama saja, yang penting kasih sayang #eh~.
Mengapa dalam tulisan di atas saya menyebutkan bahwa komplotan mereka sekarang jauh lebih canggih dan cerdas dari era email dulu?
Beberapa alasannya adalah sebagai berikut:
Dulu, isi pesan mereka begitu-begitu saja, mungkin mereka mencari mudahnya saja. Tinggal COPAS dari satu email ke email lain. Prinsip mereka (mungkin) adalah “Pasang pancing sebanyak-banyaknya dan tinggal tunggu ada berapa ikan yang akan memakan umpannya”. Sekarang, mereka mulai lebih cermat mengolah kalimat yang digunakan. Tidak lagi begitu-begitu saja, melainkan ada yang isinya sekadar menyapa terlebih dahulu supaya terlihat normal, dengan berbagai pujian dan alasan menyapa yang berganti-ganti sesuka mereka.
2.Dulu, cerita mereka seputar menikah dengan warga asing, KDRT, tidak ada kecocokan, atau bahkan pasangannya meninggal dengan mewariskan harta jutaan dollar namun anak-anak dari almarhum ingin merebut harta itu (gileee, saya sampai hapal J). Sekarang, ceritanya lebih variatif. Ada yang mengaku tentara di Afghanistan, Eksmud (Eksekutif Muda), Pengusaha Kaya Raya, dan lain-lain.
3. Dulu, kita tidak bisa melihat sosok mereka bahkan foto sekali pun. Sekarang, jangan salah, mereka cukup sabar untuk menggiring calon korban ke dalam perangkap Setelah calon korban membalas inbox, mereka mengadd, chating (kadang di FB, kadang pindah ke Yahoo Messenger atau Skype), bahkan ada pula yang menggunakan webcam! à yang ini khusus penipu yang memakai foto sendiri namun dengan nama yang berbeda-beda. Biasanya orang kulit putih dan bukan kulit hitam seperti lazimnya para penipu yang lain.
Berikut adalah foto variasi mereka dalam melakukan penipuan cinta (halah!)




FYI, saya pernah satu kali melayani inbox salah satu dari mereka, karena pesan itu saya terima di folder Pesan Masuk dan bukan Folder Lainnya seperti biasa. Begitu saya menjawab pesan, seketika itu juga si Penipu menyambar dengan menambahkan saya sebagai teman. Saya konfirmasi, cek profilnya, dan saya tahu bahwa ia penipu. Langsung saat itu juga saya unfriend dan blokir akunnya. Alhamdulillah, selamat lagi.
Lain cerita dengan apa yang dialami oleh salah satu sahabat saya di jejaring sosial Zorpia. Ia, yang adalah salah satu wanita pengusaha sukses di kota Bandung suatu hari bercerita dengan penuh semangat kepada saya tentang teman barunya di jejaring sosial tersebut.
“Neng Gia, saya baru kenalan sama cowok, dari Inggris. Baik lho, namanya David. Ia mualaf dan minta saya supaya mencarikan dia calon istri dari Indonesia,” Serunya.
Saya mengerutkan kening sebelum menjawab, “Kenal di mana, Bu?” Tanya saya.
“Di Zorpia.”
“Hati-hati ah, Bu. Kan banyak penipu di dunia maya.”
“Yang ini asli kok, saya udah liat foto-fotonya. Dia kasih lihat akun fesbuknya. Ada foto anaknya di sana. Dia juga sering chatting sama saya di YM. Dia kasih lihat webcamnya, mukanya sama kayak di foto.” Berapi-api sahabat saya ini menjelaskan panjang lebar.
Saya masih saja curiga. Antena yang cukup lama teronggok begitu saja di kepala langsung menyala seketika. Something wrong, bisik hati saya. But I don’t know which part it is.
Langsung saya meminta izin untuk melihat akun FB orang tersebut. Saya perhatikan setiap detilnya, dan saya langsung tahu, ia adalah seorang PENIPU. Ketika saya sampaikan hal tersebut kepada sahabat saya itu, ia tidak percaya.
“Suer, Bu. Lihat saja ini akunnya. Jelas banget kok. Tuuh, masa isinya foto semua siih? Nggak ada apdet status apapun? Nggak ada foto dia bersama teman-temannya? Semua Cuma foto dia sendirian atau bersama anak kecil yang dia akui sebagai anaknya. Cuma ada dua kemungkinan, teman baru Ibu ini orang yang super narcis, atau penipu kelas kakap.” Terang saya kalem.
Kemudian saya melanjutkan, “Gini aja deh, ibu ladenin aja dulu apa maunya. Ajak dia ngobrol. Tiap kali dia membahas sesuatu, ibu ikuti aja alur ceritanya supaya dia nggak curiga. Tapi saya sih sudah sangat yakin, pasti setelah dia minta dicarikan jodoh perempuan Indonesia, dia bakal janji mau datang ke sini. Setelah bikin janji sama Ibu, dia pasti bakal mengarang cerita kalau dia ada masalah sehingga nggak bisa ke Indonesia kecuali Ibu mau meminjamkan sejumlah uang buat dia. YAKIN.”
Sahabat saya yang tadinya sama sekali tidak percaya mulai melunak. Akhirnya ia berjanji untuk mengikuti saran saya sekaligus mengobati rasa kepenasarannya.
Betul saja, beberapa minggu setelah pertemuan kami di hari itu, sahabat saya ini kembali menarik tangan saya dengan penuh semangat ketika kami bertemu.
“Neng, omonganmu bener semua!”
“Omongan yang mana ya, Bu?” Tanya saya pura-pura kalem dan polos, padahal saya sudah tahu ke mana arah pembicaraannya.
“Itu lho, soal David. Sesuai saran Neng Gia, saya tanggapi semua obrolannya. Dia memang janji mau datang ke Bandung secepatnya. Bahkan dia sudah nentuin tanggal kedatangan. Saya pura-pura bilang kalau saya akan mengenalkan dia dengan sahabat saya, single parent. Maaf, Neng, saya tunjukin akun FB Neng Gia ke dia supaya dia makin yakin.”
Hadoooh, saya ngedumel dalam hati. Iya sih saya single parent, tapi jangan dijadiin umpan dong, xixixi. “Terus gimana, Bu?” Tanya saya lagi.
“Dia antusias banget. Dia bilang pasti datang, dia bilang begitu sambil memperlihatkan diri lewat webcam, katanya supaya saya makin yakin sama dia. Pas tanggal kedatangan yang dia janjiin makin dekat, saya Tanya ke dia, jadi datang nggak? Eh, dia cerita kalau ayahnya lagi sakit dan dia lagi ada masalah besar di kantornya yang harus diselesaikan. Masalahnya berhubungan sama uang. Dia nggak bisa pakai uang kantor buat biaya pengobatan ayahnya. Dia juga cerita kalau mau mengurus asuransi tapi ada kendala”
Dalam hati saya teriak, “STOP! I know the rest of your story!” tapi saya masih masang wajah paling cantik sambil mendengarkan kelanjutan ceritanya.
“Terus, besoknya pas H-2, saya sengaja nggak kontak dia sama sekali. Tapi ternyata dia terus menerus inbox ke saya di FB, juga kirim pesan di Zorpia dan YM. Banyak banget. Awalnya dia nulis kalau dia pasti menepati janji buat datang. Terus dia bilang kalau bisa dia mau pinjam uang dulu $2.000 buat biaya berobat ayahnya selama dia tinggal ke Indonesia. Nanti begitu uang asuransi cair, dia PASTI ganti. Saya nggak jawab apa2, Neng. Dan karena saya nggak balas, dia terus kirim pesan. Puluhan! Ya ampuun beneran dia penipu ya?? Gile beneerrr, mana mau saya kasih pinjam uang 20 juta buat dia? Mending saya pakai buat nraktir Neng Gia makan Sushi sepuasnya!” Seru sahabat saya itu.
Kami tertawa terbahak-bahak selama beberapa menit menertawakan kebodohannya yang nyaris membuat dia jadi Korban penipuan.
Well, dari cerita saya di atas, ternyata perempuan cerdas, sukses dan kaya pun bisa jadi korban. Dengan mudahnya mereka bisa masuk perangkap. Untung sahabat saya ini punya sahabat baik hati, cantik, cerdas dan tidak sombong seperti saya ~benerin konde~ yang bisa mengingatkan dia supaya tidak terkena rayuan gombal mereka.
Ada beberapa tips sangat mudah untuk menghindar dari usaha penipuan oleh komplotan penjahat ini:
1.Lihat AKUNnya dengan seksama. Kalau akun itu Cuma berisi apdetan foto-foto tiap hari, tanpa postingan apapun lagi, PATUT DICURIGAI ia adalah salah satu bagian dari jaringan penipuan di jejaring sosial.
2.Perhatikan FOTO PROFILnya. Biasanya, foto profil yang dipajang para penipu ini selalu foto yang menunjukkan bahwa mereka adalah PENGUSAHA SUKSES, ARMY, atau LELAKI/WANITA super ganteng dan super cantik. Ada cara jitu untuk melacak foto ini. Klik kanan pada foto dan pilih “Copy Image Location” kemudian silakan buka Google dan klik gambar kamera yang ada di kolom pencarian. Paste link tersebut dan lihat hasilnya. Kalau foto itu hasil curian, biasanya sih akan terlihat di sana sumber foto aslinya.
3.Cek PERTEMANANnya. Biasanya para penipu ini sangat sedikit jumlah temannya di jejaring sosial, dan kebanyakan akun dalam daftar pertemanannya adalah akun-akun BODONG juga.
4.JANGAN PERNAH mempercayai apapun yang dikatakannya sampai kita betul-betul mengenal orang itu secara pribadi. Menunjukkan diri lewat Webcam atau menelepon, tidak serta merta membuat kita harus mempercayai orang tersebut.
5.WASPADALAH, rayuan mereka akan sangat manis di awal perkenalan. Mereka tidak akan menghabiskan waktu berbasa basi dan langsung straight to the point merayu kita sejak pertama. Semisal, langsung bilang kalau kita cantik lah, ganteng lah, mereka sangat tertarik dan betul-betul ingin kenal lebih lanjut. Dalam hal ini prinsip “Witing Tresno Jalaran Soko Kulino” harus kita terapkan secara maksimal. Belum kenal kok udah ngaku cinta? Hare geneee?
So, waspadalah wahai para wanita. Para penipu ini tujuannya Cuma satu: UANG. Mereka tidak pernah peduli dengan omong kosong pertemanan apapun. INGAT, mereka sangat JAHAT dan jangan berharap mereka akan insyaf.
Ups, satu lagi yang ketinggalan. Saking canggihnya mereka, untuk memancing calon korban yang tidak mengerti Bahasa Inggris, mereka akan mengopipaste pesan mereka ke dalam Bahasa Indonesia melalui mesin translasi online, dan hasilnya adalah seperti pesan berikut ini:
Halo aku seorang manusia dari Amerika Serikat barat negara Amerika, aku mencari cinta dalam luas laut manusia! Dalam tak terbatas besar jumlahnya, saya menemukan profil anda melalui jaringan tidak kelihatan. Ia adalah nasib yang akan membawa kita bersama. Saya beruntung. Apa yang menjadi sesuatu yang berharga bagi kami.aku tidak tahu jika anda dapat menulis dan berbicara dalam bahasa Inggris tetapi saya berharap kita dapat memahami satu sama lain melalui menerjemahkan mesin.
Allah mempunyai alasan tersendiri bagi kita untuk bertemu. Saya pikir saya akan hak perempuan anda. Saya berharap kita dapat mulai mengenal satu sama lain lebih baik dari sekarang. Jadi kita akan tahu jika kita adalah hak satu untuk satu sama lain. Jarak mungkin menjadi masalah bagi kita, tetapi jika kita mengasihi satu dengan yang lain, saya pikir kami akan mengalahkan semua kesulitan. Jika kita saling mengasihi, saya yakin kita untuk mengasihi satu dengan yang lain adalah cara jauh lebih kuat maka laut dapat datang di penjuru.
Aku senang untuk memenuhi anda dan saya tertarik untuk mengetahui anda. Saya tidak bisa menemukan apa-apa untuk menggambarkan perasaan saya untuk anda. Pada saat yang sama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada anda untuk semua waktu anda membaca saya mengagumi. Harap percaya kepada-Ku, jika kita mulai, hubungan kita akan melalui gelombang tinggi dan hard batu. Jika kita saling mengasihi, kasih-Ku untuk anda akan tumbuh begitu kuat. Apakah anda seperti orang barat?
Aku menunggu anda di sini dengan hati yang tulus. Harapan untuk mendapatkan balasan anda segera. Mengambil care, hormat kami.
Ooouugh, Co Cuiiiit bukan? Tapi lihat isinya, amburadul!
Mohon maaf jika tidak berkenan dengan postingan ini. Beginilah penampakan asli para penipu itu, masih mau tergoda?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI