[caption id="attachment_290902" align="aligncenter" width="500" caption="Sumber Foto dari FB Bang Aswi: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=671305619579031&set=a.399631740079755.90501.100000987985156&type=1&relevant_count=1"][/caption] Bapak sibuk menulis dan launching buku, Ibu sibuk membidik target yang indah selalu dan mengabadikannya melalui kamera mahal. Ingat, kamera mahal, bukan tustel hadiah perkawinan tahun 1976. Sementara, mungkin tak jauh dari kalian berada, kami sibuk menyelamatkan diri dan barang2 kami dari banjir. nun jauh di sana, entah berapa banyak yang menjerit menjadi korban kekuatan alam, entah berapa banyak yang masih harus bertanya hendak bertahan hidup dengan apa. Tidak inginkah engkau, Bapak Ibu, sejenak saja menutup buku barumu dan kamera canggihmu, lantas menghampiri kami yang merindukan pemimpin sejati, bukan pemimpin yang sibuk bermimpi. turunlah, mari ikut kami menikmati banjir kiriman kota sebelah, menikmati nasi bungkus yang kadang basi sebelum sampai ke tangan kami, menikmati secuil kebahagiaan meski dalam kondisi terhimpit dan mengigil kedinginan. Tidak sudikah engkau, Bapak Ibu, menyemangati kami yang sudah lelah menghadapi semua ini, menggenggam tangan kami dan sedikit mengalirkan kehangatan istana yang kau bawa, kepada kami. Atau bisakah Bapak, Ibu, sesekali kami yang kau jadikan target bidikan kamera canggih itu, kau jadikan obyek tulisan dalam bukumu, kirimkan kabar kepada dunia tentang kami, wargamu yang tak lagi mampu tersenyum di atas semua tragedi. Kami tahu, wahai Bapak dan Ibu, bahwa kalian sudah mendelegasikan segala wewenang dan tanggung jawab mengurusi negeri kepada bawahan kalian. Namun mungkin kalian terlupa, bahwa di tengah musibah negeri ini, kami ingin Bapak dan Ibu kami menghampiri dan melihat sendiri apa yang terjadi. Tak perlu Bapak dan Ibu takut, kami akan sediakan sepatu boot tinggi agar celana panjang mahal Bapak dan rok indah Ibu tak perlu tercemari oleh air keruh penuh sampah ini. Bapak, abadikanlah kami dalam catatanmu setebal beratus-ratus halaman itu Ibu, abadikanlah kami dalam jepretan kamera mahalmu itu, Maka kelak, ketika Bapak dan Ibu sudah tak bertahta lagi, mungkin kalian akan senantiasa mengingat kami, Anak-anak negeri ini... Selamat Malam, Bapak, Ibu ... Semoga nyenyak tidurmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H