Akun @underthebreach itu juga mengklaim bahwa sang hacker memiliki lebih banyak data lagi di luar 15 juta pengguna yang ia sebarkan. Berdasarkan berita yang beredar saat ini, sekitar 91 juta data pengguna bocor dan dikabarkan dijual ke darkweb.Â
Data pengguna Tokopedia yang bocor tersebut berupa nama pengguna, e-mail, dan hash password yang tersimpan di dalam sebuah file database PostgreSQL.Â
Selain itu, terdapat tanggal lahir, kode aktivasi e-mail, kode reset password, detail lokasi, ID messenger, hobi, pendidikan, waktu pembuatan akun hingga waktu terakhir log-in.Â
Namun, jika dilihat dari data tersebut tidak disertakan dengan kode spesifik atau biasa disebut "salt" yang digunakan untuk melindungi kata sandi pengguna dengan algoritma. Dengan demikian, diperlukan waktu bagi peretas untuk membobol akun pengguna.
Tokopedia pun angkat bicara mengenai isu peretasan ini. Tokopedia mengatakan pihaknya menemukan adanya upaya pencurian data pengguna. Namun, perusahaan memastikan, informasi penting pengguna, seperti password, tetap berhasil dilindungi yang terlihat dari email yang dikirimkan ke pengguna Tokopedia.
Lantas Bagaimana Tanggapan Pengguna Tokopedia?
Peristiwa itu tentunya membuat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) didesak untuk mengambil langkah penanganan peretasan Tokopedia. Menurut salah satu pengguna Tokopedia, ia menyarankan regulator harus bertindak cepat, seperti Kementerian Kominfo memanggil Tokopedia atau menggandeng BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara).Â
Kasus dugaan peretasan ini perlu diselidiki apakah benar atau tidak. Upaya tersebut tentunya dilakukan untuk mendalami kasus apakah benar kebocoran data pengguna Tokopedia kepada yang bersangkutan langsung.
Landasan Hukum Penanganan Cybercrime