Mohon tunggu...
lydia sari
lydia sari Mohon Tunggu... -

just me

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mezzoforte 1

16 Juli 2010   04:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:50 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Aku malu," aku gadis bermata bening itu menampakkan wajah merah merona.

"Ya ampun La, ngapain malu sih?, ini kan untuk masa depan kamu juga!," seru Marlyn menyemangati.

"Kamu gak tau sih Lyn, sulit banget klo di depan orang banyak," jelas gadis itu ragu.

"Duh aku gak ngerti deh, yang jelas, klo kamu tetep kayak gini dan gak berani coba, kamu gak bakalan bisa maju!! Sampai kapan kamu gini terus,La?," seru Marlyn gregetan.

"Taulaah.." katanya pasrah.

Sheila Amara Melodi, namanya. Gadis semata wayang dari pemilik tunggal warisan keluarga besar Wargadisastra, keluarga ternama di kalangan sundanis. Tiga minggu lagi tepatnya young pianist audition "Ananda Sukarlan" yang akan berlangsung di kota Surabaya. Sheila termasuk salah satu pianis berbakat di tempat lesnya, namun karena sanggar musiknya itu jarang melakukan show ke berbagai tempat, Sheila tidak terbiasa memainkan musik di depan orang banyak. Ia sering memainkan musik di tengah keluarga kecilnya, namun tidak untuk orang banyak. Baginya, memainkan musik di tengah orang banyak bisa membuyarkan konsentrasi, belum lagi gugup dan pastinya demam panggung. Pokoknya gak banget bagi Sheila. Marlyn, teman sepermainan Sheila sejak SD, terus-terusan mendukung Sheila untuk menjadi musisi kenamaan Indonesia. Namun lagi-lagi, Sheila merasa tidak percaya diri akan kemampuannya dalam bermain piano.

"Hmmm..panas banget niy hari !" gumam Sheila

"Iya La, panas beneeerr,,, gggrrrrr,,, eh, kita beli es cendol bandung yuk!" usul Marlyn semangat.

"Ayooo... es cendol bandungnya Kang Erwin!! Muantabb!!" sambung Sheila.

"Hoookkeehh,,ayo ayo!!" sahut Marlyn tak sabar

Mereka pun berjalan santai menelusuri trotoar sepulang kuliah. Kampus mereka terletak di daerah Grogol yang banyak dikelilingi oleh pusat perbelanjaan. Namun, kalau urusan es cendol bandung, Kang Erwin tujuan mereka. Cendol bandung Kang Erwin sudah terkenal sejak tahun 1998, saat krisis ekonomi melanda Indonesia dan di saat para pejuang kampus menonjolkan idealisme mereka demi Indonesia. Di saat dimana terjadi pergolakan sengit antara mahasiswa dan aparat keamanan, korban bergelimpangan dimana-mana, terutama mahasiswa. Masalah yang masih menjadi big question mark di Negara ini. Kang Erwin merupakan salah satu korban tragedi 1998. Kaki kanannya terkena tembakan peluru nyasar ketika ia bersama pacarnya pergi ke daerah Mangga Dua. Pacarnya, Mba Sari, kini meninggalkannya karena melihat dirinya yang berjalan pincang. Andai saja pacarnya itu menerimanya apa adanya dan setia, tentunya mereka akan hidup bahagia seperti kehidupannya bersama istri sekarang. Namun itulah bagian dari skenario Allah SWT dan pasti ini pilihan terbaik dari-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun