Mohon tunggu...
LyHan
LyHan Mohon Tunggu... Lainnya - Human

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Black Cat - Episode 1

29 Juli 2022   23:06 Diperbarui: 29 Juli 2022   23:07 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wilz Sandreas

Hari yang indah dimulai saat kubuka mata ini. Dimana ada cahaya matahari yang lembut memijat pipi kaku ini. Aku merasakan pagi yang nyaman. Aku adalah pemuda yang masih berjuang untuk mendapatkan kesejahteraan bekerja, aku masih luntang-lantung. Walaupun pekerjaanku tidak menetap aku masih terus berusaha dalam mengerjakannya dengan hati yang senang. Aku juga bekerja dengan pekerjaan yang baik dan jujur. Kejujuran adalah kunci dari kesejahteraan hidup, dari kecil aku sudah menjadikannya pedoman dalam hidupku, aku jujur dalam melakukan apapun. Jika bertanya aku pernah bohong atau tidak pastinya pernah. Aku pernah berbohong untuk memberikan kejutan ulang tahun temanku dengan tidak mengetahui robot mainan kesayangannya telah disembunyikan, sudah lama sekali, itu saat aku masih di taman kanak-kanan tepatnya saat di jam pelajaran. Aku adalah pemuda yang pendiam. Orang-orang menilaku sebagai orang yang baik, sopan, pemikir yang cepat, kuat, dan cerdas. Kalau ditanya cita-cita, aku ingin sekali menjadi orang yang kuat. maka dari itu aku harus rajin dalam berolahaga.

Pagi kuberjalan ditrotoar, banyak gedung tinggi disini. Kuberjalan dengan wajah yang bersyukur. Aku tidak memperhatikan jalan karena aku sedang melihat suasana kota, aku tidak sengaja menabrak seorang perempuan.

"Gubrakkkk"

"Maaf, maafkan aku karena tidak memperhatikan jalan, apa kau tidak apa-apa? apakah ada yang terluka? aku akan bertanggung jawab"

Perempuan itu melihatku dengan sorot mata yang tajam, seperti marah dengan tatapannya. Perempuan itu hanya diam dengan sorot mata yang tajam dan alis yang mengkerut, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Dia berdiri dan membersihkan bajunya dari debu, lalu pergi. Perempuan itu memakai kacamata, sepertinya minus atau bisa saja silinder, aku tidak tahu. Tapi matanya indah, umm... aneh sekali aku menyukai tatapan matanya, bukan sorot tajam marahnya tapi matanya yang melihat ke arah ku dengan tatapan yang biasa tetapi tetap tajam, aku melihat tatapan itu saat dia membersihkan bajunya dan kembali menatapku biasa lalu dia pergi. Aku jadi penasaran siapa perempuan itu.

Aku berumur 26 tahun, hidupku biasa-biasa saja. Namaku, Wilz Sandreas. Ntah mengapa nama panjangku 'Sandreas', nama itu diberikan waktu ibuku sedang mengandung aku dan beliau ngidam memainkan game GTA San Andreas. Ibuku tidak bermain misi tetapi hanya bermain bebas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun