Makan bajamba adalah tradisi makan bersama yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau pada umumnya. Tradisi ini digelar ketika ada upacara adat atau keagamaan. Bajamba sendiri artinya makan bersama dalam satu wadah. Â Makan Bajamba juga sering dikenal dengan makan barapak dan makan baronjong. Â Yang membuat istilah ini sedikit berbeda adalah lokasi tempat mengadakannya apakah di dalam, diluar rumah gadang atau di lapangan.
Jumlah orang yang makan dalam satu wadah cukup variatif, biasanya terdiri dari lima hingga tujuh orang. Â Yang membedakan dari setiap daerah adalah jenis makanan khas yang turut dihidangkan, selain makanan apa saja yang dapat disandingkan dengan nasi. Â Di Sawahlunto, terkenal beberapa jenis makanan yang diunggulkan.Â
 Ada Randang boluik (rendang belut), lomang tungkek (tepung beras dimasak dengan santan dan gula aren dibungkus daun pisang diikat seperti pocong), gulai alam talanjao (gulai ayam dengan daun talanjao), asam padeh ayam kampuang (asam pedes ayam kampung), pinyaram putiah (kue cucur khas Minang), pongek lapuak ayam kampung (ayam kampung lengket dan lapuk/dimasak lama) dan masih banyak lagi.  Kebayang kan betapa nikmatnya makanan tersebut, hehee..
Tradisi makan bajamba bertujuan untuk memupuk persaudaraan dan kebersamaan tanpa memandang status sosial. Â Semua kalangan saling menyatu menikmati hidangan, namun Bajamba bukan hanya tentang makan bersama kemudian selesai. Â Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya.
Makan Bajamba tetaplah menjunjung tinggi sopan santun. Orang yang paling tua didulukan sejak awal cuci tangan dan menyantap makanan, pun setelah selesai makan, yang lebih muda tidak boleh mendahului meskipun sudah selesai makan sekalipun dibandingkan dengan yang usianya lebih tua.
Saat makan semua kelompok dilarang rebutan sekalipun perut meronta. Â Makan dengan tenang dan perlahan dan dilarang bersendawa atau batuk. Jika terpaksa, harus segera menoleh ke belakang dan menutup mulut dengan punggung tangan. Â Bukannya apa-apa sih, karena makan bajamba, duduknya saling berdekatan dan memperhatikan adab sopan santun. Â
Oia hal yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana cara memasukkan makanan tersebut ke dalam mulut. Â Makanan diambil sesuap dengan tangan kanan, ditambahkan sedikit lauk, kemudian dilempar dengan jarak dekat, bukan mengulum atau memasukkan tangan ke dalam mulut. Â Sementara tangan kiri berada dibawahnya untuk menghindari tercecer nasi yang jatuh saat melempar.Â
Jika ada nasi yang terjatuh di tangan kiri, kemudian dipindahkan ke tangan kanan dan dimasukkan ke mulut dengan cara yang sama. Â Tujuannya adalah agar tidak ada rasa jijik diantara satu dengan yang lain yang makan dalam wadah bersama. Â Sulit? Tidak juga. Â Kuncinya adalah ambil nasi dengan tiga jari, sedikit menekan untuk menyatukannya, dan tentu saja mengambil sedikit demi sedikit :)
Posisi duduk saat makan juga perlu diperhatikan, dengan posisi tegap dan tidak membungkuk. Â Bagi perempuan posisi kaki dalam keadaan bersimpuh (basimpuah) seperti duduk antara dua sujud ketika sholat. Â Sementara untuk laki-laki, duduk bersila (baselo) dengan cara menyilangkan kedua kakinya ke depan.
Makanan yang dihidangkan tidak boleh ada sisa sedikitpun. Â Wajib dihabiskan. Â Makanan ludes disantap akan menyenangkan pihak tuan rumah. Â Jikalau makanan dirasa ada yang kurang, cukup diam, dilarang mengumpat atau protes. Â