Momen lebaran merupakan hari yang ditunggu seluruh umat muslim. Â Hari kemenangan sekaligus saat berkumpul bersama keluarga. Tidak jarang saat hari raya kita menunjukkan kasih sayang lebih kepada orang-orang terdekat dengan berbagai cara. Â Salah satunya dengan memberikan hadiah. Â Yah! Jika kamu mempunyai rezeki lebih, tidak ada salahnya toh membelikan hadiah lebaran? Â Tindakan saling berbagi hadiah itu sendiri dianjurkan oleh Rasulullah SAW Â dalam HR Bukhari (Kitab Adabul Mufrad), "Bersikaplah saling memberikan hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai."
Meskipun hadiah lebaran bisa saja berupa uang, membelikan barang bisa saja lebih terasa istimewa dikarenakan kita memilihkan secara langsung sesuatu yang akan diberikan kepada orang terkasih. Â Membeli merupakan proses menukar sesuatu dengan uang. Â Dalam proses membeli tersebut, dalam masyarakat dikenal dengan istilah berbelanja. Â
Proses mendapatkan barang atau jasa dari penjual dengan tujuan membeli pada waktu itu disebut berbelanja. Â Kegiatan berbelanja saat ini bukanlah sesuatu yang aneh lagi, bahkan bisa dikatakan sudah menjadi gaya hidup yang hampir setiap hari dilakukan masyarakat dari berbagai kalangan. Â Dalam perkembangannya, belanja mengalami beberapa perubahan di setiap masanya.
Belanja Offline
Belanja offline adalah cara belanja yang dilakukan untuk mendapatkan produk dengan mempertemukan langsung penjual dan pembeli dalam satu tempat. Â Produk atau barang yang ditawarkan terpampang nyata di depan pembeli, sehingga pembeli dapat secara langsung merasakan produk yang ditawarkan.
Dalam sejarahnya, sistem belanja offline dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Barter
Barter adalah kegiatan tukar menukar barang yang terjadi di saat masyarakat belum mengenal uang. Â Dalam sejarahnya, barter diperkenalkan oleh suku Mesopotamia kemudian berkembang di Babilonia sekitar tahun 6000SM. Â Dalam pelaksanaannya, sistem barter mengalami kendala disaat sulit menemukan barang yang dapat dibarter dengan kebutuhan yang sesuai. Â Hingga akhirnya mulai diciptakan uang sebagai alat tukar untuk mempermudah proses penukaran.
2. Pasar Tradisional
Setelah muncul uang  sebagai alat tukar, berkembanglah pasar sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli yang semakin memudahkan proses mendapatkan barang yang diinginkan.  Dalam kegiatannya, pembeli datang ke pasar mencari barang yang dibutuhkan, dan menemui penjual yang memiliki barang tersebut.  Penjual biasanya menawarkan harga, lalu ditawarlah oleh si pembeli.  Proses tawar menawar seperti ini masih kita ditemui dibeberapa tempat.