Mohon tunggu...
Herlya Inda
Herlya Inda Mohon Tunggu... Administrasi - Momhomeschooler

I am the ordinary mom, love Kids, Playing, sometimes writing bout me & Kids activity and homeschooling. visit my blog at https://www.herlyaa.com/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memaknai Momen Tersulit Saat Ramadan

5 Mei 2020   20:33 Diperbarui: 5 Mei 2020   20:23 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi merasa sedih (sumber : pixabay)

Bohong jika saya mengatakan tidak ada yang bisa dicurhatin di bulan Ramadan tahun ini saat waktu menjalankan ibadah puasa dipaksa berdampingan dengan pendemik covid19.  Beberapa rencana hingga ritual bulan Ramadan yang digadang-gadang menjadi salah satu momen penting ibadah bersama anak-anak di setiap tahunnya menjadi ambyar seketika.  

Pertemuan dengan saudara kandung yang bisa jadi eksklusif setiap tahunnya dikarenakan perbedaan kota, mengurungkan kontak fisik gelut kami bersama.  Perlu ditambah lagi? Akhh...terlalu banyak mengeluh tidak akan menyelesaikan permasalahan.   Atau permasalahan yang saya hadapi saat ini tidak lebih berat dibandingkan yang pernah saya alami ditahun-tahun sebelumnya? 

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dan kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya." (QS al-Baqarah [2]: 286).

Kemudian Allah juga berfirman dalam surat Al Insyirah ayat 5-6 : "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan"

Betapa menyejukkan bahwa kita yang mendapatkan ujian merupakan orang terpilih yang dijamin sanggup menjalankannya terutama jika sabar dan tawakal menjalaninya naiklah tingkatan derajad kita. Bahkan pernyataan sesudah kesulitan itu ada kemudahan diulang hingga dua kali menegaskan kepada kita sesungguhnya selalu ada kemudahan dibalik sebuah kesulitan. 

Antara si A dan si B

Setiap orang tentu saja akan mendapatkan ujian yang berbeda, dengan masa pendemik saat ini, ada yang diberi ujian mendapatkan sakit, ada pula yang diberikan ujian sebagai perantara penyembuh, bicara kesulitan ekonomi ada yang diuji semakin merayap pendapatannya, di sisi berbeda diuji sikap memberikan manfaat terbaik bagi orang sekitarnya, kesabaran berkurangnya kegiatan diluar, atau terpaksa tetap berkegiatan diluar dengan beberapa perasaan khawatir menyertai.  Yaah...banyak hal yang menjadi bagian ujian berbeda-beda bagi setiap orangnya. 

Sudut pemikiran yang berbeda

Membaca berita seorang artis yang tidak dapat memberikan THR kepada asistennya karena kendala pendapatannya yang berkurang.  Siapa yang mengatakan bahwa rasanya tidak mungkin? Toh dana simpanannya masih banyak, hartanya bergelimang.  Kita tidak pernah tahu bahwa orang-orang seperti ini bisa jadi gaya hidupnya ambruk seketika.  

Harta yang terlihat ternyata cicilannya menumpuk sementara pintu masuk rejekinya saat ini tersendat.  Di bagian lain, ada pula yang terbiasa hidup seadanya nyatanya semakin sulit mendapatkan penghasilan,  masih dipenuhi rasa syukur karena biasa hidup tanpa perlu banyak keinginan, berterimakasih ada yang berbaik hati memberikan donasi meskipun tetap belum tentu mencukupi kebutuhannya. 

Dua kondisi melalui kasat mata berbeda, memberikan banyak pembelajaran.  Apakah si 'kaya' bisa bersyukur? Tentu saja bisa jika ingin.  Mungkin separah-parahnya kondisi menurut dirinya, nyatanya masih lebih beruntung dibandingkan yang lain.  Bagaimana dengan 'seadanya'? Semakin meratap dan bergelut dengan gerutukan tentu saja tetap bisa terjadi.  Semuanya manusiawi terjadi.

Bolehkah menangis?

Emosi setiap manusia beragam.  Itulah nilai positif dari seorang manusia.  Bukan manusia jika tidak punya emosi.  Sebut saja menangis adalah ungkapan emosi rasa sedih saat merasa ditimpa kemalangan.  Meskipun rasa sedih tidak melulu diungkapkan dengan tangisan.  Bisa dengan teriakan, rasa geram, gertakan gigi, diam tanpa bahasa, bahkan tertawa miris.  Bolehkah semuanya diungkapkan? Tentu saja jawabannya boleh.  Melepaskan emosi dengan wajar dan tidak berlebihan bisa memberi kelegaan hingga pikiran kembali menjadi jernih ikhtiar mencari solusi dalam kapasitas seorang manusia.

Saya pernah dikondisi itu, Andapun bisa jadi pernah merasakan hal serupa.  Atau saat ini kita berdua benar-benar sedang mengalami hal yang rasanya sangat sulit diselesaikan.  Bersabarlah.  Tarik nafas sejenak untuk menenangkan dan menemukan semua hal yang dapat membantumu lulus ujian.

Tuhan Maha Penyelesai semua masalah

Ketika kita sadar bahwa kita merasakan sesuatu yang benar-benar sulit dan diluar kendali kita, yakinlah dari semua solusi hanya Allah Maha Pemberi Solusi.  Dibalik ikhtiar dan tawakal terutama di bulan Ramadan, dimana waktu mustajab kita mengadu dan memohon pertolongan semoga memberikan pertolongan dari semua kesulitan yang dihadapi tanpa disangka-sangka dari mana datangnya.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tiga orang yang doanya tidak tertolak yaitu orang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi." (HR. Ahmad 2: 305)

Apapun itu momen tersulit yang dihadapi saat Ramadan ini, semoga bisa memberikan kekuatan dan senyum pada akhirnya setelah semua terlewati pada masanya, InsyaaAllah.

logo-kompal-fb-kompal-kecil-5eb16978097f364e6e043862.jpg
logo-kompal-fb-kompal-kecil-5eb16978097f364e6e043862.jpg
kompasianer palembang (sumber : fb kompal)Salam Kompal,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun